"
...
- The meaning is "self-satisfying"
- You're not listening to the sound of the piano
- Playing just to express your own feeling
- Don't pay too much attention to techniquesHeeee,,
That's all, for in all.. Â Those're advice from Nodame..^^",
Demikianlah penelasan Nodame kepada Mine dengan mengopy paste nasehat Chiaki kepadanya. Dia sedang menjelaskan kesalahan Mine dalam bermain musik klasik terutama saat bermain dalam sebuah grup Oke (baca: Orkestra).
-Nodame Chantabile, 2nd Episod-
Saya, atau mungkin kamu, sering banget banget denger kasus dimana seseorang ngerasa nggak nyaman dengan lingkungan barunya. Ngerasa bahwa lingkungan barunya mengadopsi budaya 'primitive' dari sudut pandang dia. Bagi dia, dia udah ngelakuin usaha yang terbaik menurut ilmu pengetahuan yang dia perjuangkan dengan mati-matian (red. SKS) waktu kuliah ato ngaji. Pada akhirnya, muncullah satu kesimpulan bagi dia "Guwe bener, dan lingkungan ini salah".
Trus, kalo dia dapet giliran buat ngungkapin uneg-unegnya dalam suatu forum, dia bakal mengutarakan permasalahan yang dia temui di tempat kerjanya dengan cukup emosional.., menggebu-gebu, alis ditekuk ke atas, nada keluhan..
Kalo kamu jadi nara sumber dalam acara tersebut, kamu cuman bakal bilang.. "Yah, itu sih kembali ke pribadi masing-masing" atau "Wah, Anda sebagai agen perubahan bla ba bla.." atau "Maaf waktunya sudah habis..^^"
Oh..
So sad..
Kemana saja selama ini kamu nak..???
Orang-orang seperti ini biasanya menemui perbenturan antara "Konsep Ideal Versi Dia VS Konsep Ideal Versi Lingkungannya".
Wah, kalo udah ngomongin ideal, kalo didebatin selesainya bisa abis lebaran monyet..
Kapankah itu lebaran monyet..?
Habis lebaran kuda.
Orang ini sedang melakukan ""Masturbasi"..
Pertama, dia melakukan pekerjaannya hanya untuk memperoleh kepuasan dia sendiri. Dia bekerja untuk mencapai kondisi ideal yang telah terbentuk dalam mindset dia. Masalahnya, mindset dia pun dipengaruhi oleh ribuan informasi yang telah diperolehnya. Dan, sayangnya nggak ada jaminan bahwa itu mutlak benar..
Kita membaca komik yang berbeda, menonton sinetron yang berbeda, mengoleksi ebook yang berbeda, so jelas banget kita bakal punya standard yang berbeda. Padahal, dalam sebuah team, tujuan team adalah yang paling utama, bukan tujuan pribadi atau kepuasan pribadi.
Kedua, nggak mau ngedengerin pendapat rekan kerja serta memahami budaya kerja yang ada dalam sebuah team. Haloo..??? Apakah ini layak disebut sebagai anggota team..???
Sebagai bagian anggota team, kita harus menyesuaikan 'gerakan' kita dengan 'gerakan' lingkungan kita, menyesuaikan keputusan kita dengan kondisi lingkungan yang ada, karena tujuan yang paling terpenting adalah (sekali lagi) 'tujuan team'.
Ketiga, bekerja hanya untuk kepentingan diri sendiri. Seringkali orang macem gini gini mau kerja cuman buat ngeraih cita-cita pribadi.
Apakah ini salah..?
Nggak.
Tapi, pada beberapa kasus, hal ini bisa mempengaruhi kinerja team. Misal, jika motivasi dalam bekerja adalah 'duit', waktu orang ini berada dalam posisi jabatan yang memperoleh reward 'duit yang dikit' maka dapat .....
(udah tau khan jawabannya..?)
Keempat, terlalu prosedural. Aturan dibuat buat mempermudah team dalam mencapai tujuannya. Namun, waktu peraturan ini justru menghambat proses dalam mencapai tujuan, sebuah team idealnya harus 'memodifikasi' aturan.
Khan konyol anget waktu kita bawa mobil yang tujuannya bikin kita nyampek kantor biar cepet, justru malah bikin kita kejebak macet berjam-jam. Kudunya sih, ganti kendaraan yang lebih mobile.
Dan alangkah konyolnya, waktu seorang anggota team tetep kekeh sama aturan yang udah disepakati sebelumnya sementara anggota team lain telah sepakat untuk memodifikasi aturan demi tercapainya (maaf, sekali lagi) tujuan team..
Menjadi bagian dari sebuah team layaknya menjadi salah satu pemain alat musik dalam sebuah orkestra.
Tujuan grup tersebut adalah memainkan simfoni yang telah disepakatinya.
Selanjutnya, setiap pemain mengikuti instruksi seorang conductor yang mengarahkan permainan yang telah memiliki 'kesan' tersendiri atas sebuah simfoni yang akan dimainkan..
Menjadi anggota team layaknya menjadi seorang makmum dalam sholat.
Kalo seorang imam melakukan kesalahan, kita boleh menegurnya melalui cara yang dibolehkan oleh agama, bukannya mengambil alih posisi sang imam.
Menjadi bagian dari sebuah team layaknya memasukkan tangan kedalam sebuah ember.
Kamu nggak bisa menggerakkan pusaran air dengan tiba-tiba. Namun, harus diawali dengan gerakan tangan yang pelan, semakin cepat, selanjutnya air akan berputar membentuk pusaran sesuai gerakan tangan..
Sayangnya,
Buat sebagian orang "Masturbation Play" memang bikin ketagihan..:LOL
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H