Nggak.
Tapi, pada beberapa kasus, hal ini bisa mempengaruhi kinerja team. Misal, jika motivasi dalam bekerja adalah 'duit', waktu orang ini berada dalam posisi jabatan yang memperoleh reward 'duit yang dikit' maka dapat .....
(udah tau khan jawabannya..?)
Keempat, terlalu prosedural. Aturan dibuat buat mempermudah team dalam mencapai tujuannya. Namun, waktu peraturan ini justru menghambat proses dalam mencapai tujuan, sebuah team idealnya harus 'memodifikasi' aturan.
Khan konyol anget waktu kita bawa mobil yang tujuannya bikin kita nyampek kantor biar cepet, justru malah bikin kita kejebak macet berjam-jam. Kudunya sih, ganti kendaraan yang lebih mobile.
Dan alangkah konyolnya, waktu seorang anggota team tetep kekeh sama aturan yang udah disepakati sebelumnya sementara anggota team lain telah sepakat untuk memodifikasi aturan demi tercapainya (maaf, sekali lagi) tujuan team..
Menjadi bagian dari sebuah team layaknya menjadi salah satu pemain alat musik dalam sebuah orkestra.
Tujuan grup tersebut adalah memainkan simfoni yang telah disepakatinya.
Selanjutnya, setiap pemain mengikuti instruksi seorang conductor yang mengarahkan permainan yang telah memiliki 'kesan' tersendiri atas sebuah simfoni yang akan dimainkan..
Menjadi anggota team layaknya menjadi seorang makmum dalam sholat.
Kalo seorang imam melakukan kesalahan, kita boleh menegurnya melalui cara yang dibolehkan oleh agama, bukannya mengambil alih posisi sang imam.