Mohon tunggu...
ASFRINA LIOLA
ASFRINA LIOLA Mohon Tunggu... Akuntan - NIM : 55522120023, Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pajak Internasional - Pemeriksaan Pajak - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

NIM : 55522120023, Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pajak Internasional - Pemeriksaan Pajak - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Trans Subtansi Pikiran Piketty: Pajak Internasional Capital in the Twenty First Century

7 Juli 2024   03:24 Diperbarui: 7 Juli 2024   08:15 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Siapa Thomas Piketty ?

Thomas Piketty (bahasa Prancis: [tma pikti]; lahir 7 Mei 1971) adalah ekonom Prancis yang sering menulis karya tentang pendapatan dan ketimpangan kekayaan. Ia merupakan direktur studi di cole des hautes tudes en sciences sociales (EHESS) dan dosen di Paris School of Economics. Ia adalah pengarang buku laris Capital in the Twenty-First Century (2013) yang berfokus pada pemusatan dan distribusi kekayaan selama 250 tahun terakhir.

Piketty sebagai sarjana Ilmu Matematika dan ekonomi yang kemudian mendapatkan gelar Ph.D pada umur 22 tahun, adalah orang pertama yang menggunakan data objektif dan statistik untuk melihat kesenjangan. Bahkan Piketty juga menggagas rumusan baru dalam mengukur kesenjangan. Rumusan ini kemudian disebut sebagai the first and second fundamental law of capitalism. Rumusan pada the first fundamental law of capitalism ialah = r x . Dimana adalah stok modal (capital stock), r adalah tingkat pengembalian dari modal (rate of return on capital), dan adalah rasio modal/pendapatan (capital/income ratio). Sedangkan rumusan pada the second fundamental law of capitalism ialah = s/g. Dimana s adalah angka tabungan (saving rate) dan g adalah tingkat pertumbuhan. Sehingga, apabila kedua rumusan tersebut di elaborasikan lebih jauh, maka kesenjangan terjadi apabila r >g, yang mana berarti pengumpulan atas akumulasi kesejahteraan tumbuh lebih cepat dibanding output dan gaji.

Piketty menyimpulkan bahwa dengan r>g, maka kesenjangan yang terjadi pada abad ke-19 dirasa akan terjadi kembali lagi pada abad ke-21 dan akan menjadi lebih buruk pada masa mendatang. Terlebih, di masa kini, modal semakin terakumulasi pada segelintir orang. Hal ini ditunjukkan Piketty dengan menggambarkan bahwa 10% orang terkaya di Amerika Serikat bukan hanya memiliki 75% kekayaan nasional, tetapi bahkan antara tahun 2010 hingga 2012, 1% orang terkaya di Amerika Serikat menikmati hampir 95% pertumbuhan pendapatan nasional. Sebagai orang Prancis, Piketty sering kali mengingatkan bahwa kesenjangan yang semakin melebar dan bertumpuknya akumulasi modal dapat saja menyebabkan kerusuhan yang dahsyat seperti yang terjadi pada revolusi Prancis di masa lalu.

sumber : dokpri
sumber : dokpri

Buku Capital in the Twenty-First Century (2013)

Buku tersebut berpendapat bahwa jika tingkat akumulasi modal naik lebih cepat ketimbang pertumbuhan ekonomi, ketimpangan ekonomi akan meningkat. Ia mengusulkan pajak kekayaan global untuk menyelesaikan masalah ketimpangan yang terjadi saat ini.

Piketty menggunakan analisa/model ekonomi mainstream untuk menghantam pemahaman ekonomi mainstream itu sendiri.Salah satu hal yang perlu di apresiasi dari Piketty ialah kerja kerasnya dalam mengumpulkan data historis negara-negara maju dan beberapa negara berkembang hingga tahun 1800. Bahkan terdapat pula data historis Indonesia pada tahun 1920 yang didapatnya dari dokumen penjajahan Belanda. Dengan terpaparkannya data historis tersebut, Piketty menggambarkan mengenai hubungan antara kesenjangan dan distribusi pendapatan juga distribusi kesejahteraan dan hubungan antara kesejahteraan terhadap pendapatan.

Buku Capital in the Twenty-First Century mematahkan pendapat Simon Kusznets dan Robert Solow dari data histori argumentasi yang dimiliki Pketty. Dimana Simon Kuznets berpendapat hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan seperti huruf-U terbalik, dimana pada awal pembangunan pertumbuhan tinggi akan membawa kesenjangan, tapi pada tingkat pendapatan tertentu, trade-off antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan akan hilang dan pertumbuhan ekonomi akan selaras dengan pemerataan. Sedangkan Robert Solow sangat optimis bahwa growth trajectory yang berhubungan dengan semua variabel (output, pendapatan, keuntungan, gaji, modal, harga asset, dsb) akan tumbuh dalam tahapan yang sama sehingga semua kelompok masyarakat akan mendapatkan manfaat yang sama dari pertumbuhan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun