Mohon tunggu...
Asfira Zakia
Asfira Zakia Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswi

E= mc2

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Ruang Kosong

17 Juli 2019   10:12 Diperbarui: 17 Juli 2019   11:46 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di balik tirai itu, kau lihat sorot swastamita yang menganga

Lorong garizah yang tak dapat ditembus dengan waras logika

Meremang dalam abhati yang terpancar arunika

Duhai pecinta, sejak kapan pintu hati itu terbuka?

Oleh dirinya yang membuat kau mati tergila-gila dalam lautan eunoia

Terseok-seok jalanmu tersipu malu

Kecamuk gelora yang membuncah cerita kudengar selalu dari bibirmu itu

Berharap dia akan datang menjemputmu dan menghentikan laju candu

Meskipun kau tau hatinya sedingin beku

Pilu

Kau tetap saja menjadi perindu yang haus akan temu

Menunggu...

Indah memang,

Membayang dua insan yang meramu dalam lembah euforian

Beradu kebahagiaan di tepian derasnya bengawan

Bersua dalam manisnya minuman dalam cawan

Dia, sungguh kau tawan dalam ruang kosong perasaan

Walau ku tau kau hanya sebagai batu loncatan kesepian

.....

Kau datang tiba-tiba

Dengan roman yang berbeda dan air mata

Kecewa yang bermuara pada dinding lakuna yang merobohkan asa

Kau berkata, dia sebatas fatamorgana

Yang memperlakukan sama terhadap semua wanita dengan rentetan kalimat percaya.

 

Blitar, 17 Juli 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun