Artinya, bahwa cinta itu ada karena terbiasa. Artinya apa? Kunci menjadi penulis yang baik adalah latihan, latihan, dan latihan. Dengan latihan, akan muncul rasa suka dalam menulis.
Selain itu, juga sebagai bentuk latihan menguji konsisten dan komitmen sekaligus menguji hak kita untuk memilih untuk tetap produktif atau tidak karena itu otoritas kita.
Tentu, saya pikir-pikir jawaban saya itu menyadarkan bahwa saya mempunyai hobi baru selain utak-atik PC gak jelas tengah malam. Bahwa dengan menulis, saya mampu menuangkan segala aspirasi yang tidak dapat saya ungkapkan secara verbal sekaligus wadah kecimuk hati saya ketika hati sudah tidak sanggup menampung segala beban kehidupan. Entah sejak kapan juga saya jadi puitis begini. Hahaha...
Namun, ketakutan saya dimulai ketika saya harus berhadapan dengan kalimat "Waah, artikelnya jadi pilihan", itu membuat saya bimbang akan menulis artikel kedepannya.Â
Perasaan takut yang selalu menyelimuti apakah bisa mempertahankan kualitas artikel salanjutnya atau tidak. Karena kualitas artikel itu terletak pada kekuatan sudut pandang kita.
 Mau tidak mau, setiap hari kita harus menemukan sudut pandang kita khususnya pandangan kita terhadap berita terbaru.
Menulis, khususnya di kompasiana menurut saya bukan melulu tentang menjadi artikel utama atau pilihan karena itu semua hanya adenda atau tambahan.Â
Bukan pula hanya sekedar ingin dikenal karena pada dasarnya penulis itu bukan selebritis. Dengan menulis sendiri, pikiran dan persepsi kita benar-benar diuji dan diasah.
Memaknai Analogi dan Substansi Menulis
Namun, seperti halnya kehidupan, dalam proses menulis tidak selamanya mulus. Ada yang mengatakan bahwa menulis itu seperti menanam pohon. Kita tidak langsung mendapatkan hasilnya, tapi perlu menunggu hingga benih itu tumbuh menjadi pohon berdun lebat bahkan menunggu hingga buahnya ranum.
Ketika saya sudah banyak menuliskan artikel ber-genre edukasi, saya mencoba banting stir untuk mengambil genre yang berbeda.. Pada saat saya membuka laptop hendak menulis genre lain, saya bingung "Ini apa yang mau saya tulis?", haha konyol memang.