Mohon tunggu...
Asfi Hani
Asfi Hani Mohon Tunggu... Lainnya - asfii

bekerja keras dan berdoa serta tidak lupa rajin membuat sebuah artikel yang menarik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Batik di Kampung Batik Jetis Sidoarjo

18 September 2020   10:19 Diperbarui: 24 Mei 2021   23:54 2114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usaha tersebut kemudian juga menjadi mata pencaharian utama mereka selama bertahun-tahun hingga sekarang. Selain keterangan diatas hal lain yang membenarkan adanya aktifitas perbatikan dimulai pada tahun 1950-an adanya pernyataan dari salah satu pengusaha batik yang memiliki industri batik "Namiroh" yaitu ibu Ratna Mufida.

Ibu  Ratna  Mufida  mengatakan bahwa  batik  Jetis  memang  sudah  ada  sejak  1675  yang dibawa oleh Mbah Mulyadi namun tidak ada yang meneruskan aktifitas membatik ini sehingga sempat hilang aktifitas membatik pada saat itu. Beliau  menyatakan bahwa kegiatan membatik Pada tahun 1950-an mulai muncul kembali setelah sekian lama tidak ada yang menruskan  kegiatan  membatik  di Desa Jetis ini.

Batik asli atau biasa disebut batik tulis, mempunyai proses khas yaitu pembuatannya menggunakan malam atau lilin. Lilin atau malam batik  yang terbuat dari campuran gondorukem, lemak minyak kelapa, dan parafin, berfungsi menutupi motif atau corak batik dari proses pewarnaan.Tiap daerah mempunyai motif dan corak batik yang berbeda. 

Corak, motif dan warna batik biasanya sesuai dengan ciri daerah pembuat batik itu sendiri. Demikian juga dengan batik tulis Sidoarjo. Batik asli Sidoarjo dalam perkembangannya motif dan warnanya dipengaruhi oleh batik Madura.

Ada tiga motif khas batik Jetis antara lain: beras wutah, kembang tebu, dan kembang bayem.Beras wutah artinya beras yang tumpah, dimana sidoarjo berlimpah ruah makanan pokok dan penghasil beras terbesar sehingga harus di ekspor ke luar kota atau pulau.

Motif kembang tebu sebagai penggambaran Sidoarjo yang dulunya memiliki ratusan hektar perkebunan tebu sebagai bahan baku sejumlah pabrik gula. Sedangkan kembang bayem sebagai ekspresi banyaknya tumbuhan bayem di Sidoarjo terutama daerah Tulangan merupakan penghasil sayur-mayur termasuk bayem.

Sebelum mengalami perkembangan, motif batik Sidoarjo termasuk motif batik tradisional. Dimana batik tradisional adalah batik yang memiliki corak dan gaya motif terikat oleh aturan-aturan tertentu dan dengan isen-isen yang sudah ditentukan dan tidak mengalami perkembangan atau biasa dikatakan sudah pakem.

Baca juga : Simak! 5 Fakta K.R.T Hardjonagoro, Inspirasi Google Doodle dan Pelopor Batik Indonesia

Adapun motif batik Jetis lainnya yang berkembang pada tahun 2008-2009, antara lain: motif udang-bandeng, motif cipretan , motif mahkota, motif keong, Untuk motif 2009-2010 diantaranya: motif sandang pangan, motif cecekan, motif daun sirih, dan motif kangkung, motif pecah kopi, motif merico bolong, motif daun-daunan, sedangkan motif yang berkembang pada tahun 2010-2011 kebanyakan motif yang bersifat kontemporer.

Batik kontemporer, yaitu batik yang dibuat seseorang secara spontan tanpa menggunakan pola, tanpa ikatan atau bebas, sifatnya lebih condong ke seni lukis. Batik kontemporer banyak dikembangkan oleh desainer baik untuk mencari terobosan-terobosan baru dalam mengembangkan batik dan mode pakaian yang didesain.

Motif batik jetis kontemporer, antara lain: motif bola takraw, motif cocok, motif pecah beling, motif sisik ikan, motif kotak-kotak, motif bunga dan daun, motif tikar, motif parang khas Jetis, motif iris-iris jahe, motif kembang pacar, motif iris-iris tempe, motif satwa laut, motif kolaborasi, motif capung, motif kupu-kupu, motif naga, dan motif bambu runcing. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun