Mohon tunggu...
Asep SuhendiArifin
Asep SuhendiArifin Mohon Tunggu... Lainnya - Manajemen

Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Kontekstual

6 Februari 2019   08:16 Diperbarui: 6 Februari 2019   08:41 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam pendekatan kontekstual, guru disarankan untuk melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Masyarakat belajar bisa terjasi apabila terjadi komunikasi dua arah sehingga terjadi proses saling belajar.

Komponen CTL selanjutnya adalah pemodelan. Maksudnya, dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang ditiru. Model yang dimaksud adalah model bagaimana cara belajar. 

Dalam pendekatan kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Seorang siswa bisa ditunjuk untuk memberi contoh temannya. Model juga dapat didatangkan dari luar sekolah seperti mendatangkan petani bunga, kelompok pemerhati lingkungan dan sebagainya. Ataupun, kelas mengunjungi model seperti mendatangi pusat atau lembaga yang mengelola permasalahan lingkungan.

Refleksi merupakan cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang mengenai apa-apa yang telah dilakukan di masa lalu. Dalam refeleksi termuat faktor revisi dan pengayaan pengetahuan sebelumnya. Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses dan pengetahuan diperluas melalui konteks pembelajaran sehingga akan lebih bermakna.

Pandangan baru terhadap penilaian sekarang ini adalah penilaian yang dapat menggambarkan proses belajar siswa yang sebenarnya. Oleh karena itu, data yang diperoleh dari kegiatan nyata siswa selama pembelajaran. Penilaian yang dapat menggambarkan proses belajar siswa disebut penilaian autentik. 

Dalam penilaian otentik, siswa juga dapat dilibatkan. Sementara itu, karakteristik asesmen otentik yaitu: 1) dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung; 2) bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif; 3) yang diukur berupa kinerja dan produk; 4) berkesinambungan; 5) terintegrasi dan 6) dapat digunakan sebagai umpan balik. Perangkat penilaian yang dapat digunakan diantaranya laporan proyek, kuis, karya siswa, kinerja, jurnal dan sebagainya yang seringkali dipergunakan sebagai portofolio.

Konteks Pengembangan Pembelajaran Kontekstual Konsep Pembuatan Nata de Coco

Daerah Cilaku di Kabupaten Cianjur merupakan daerah yang terkenal sebagai daerah industri nata de coco. Hasil observasi awal ke sekolah menengah di daerah tersebut menunjukkan bahwa konsep pembuatan nata de coco belum dikembangkan secara komprehensif. 

Dalam hal ini, pada periode tertentu konsep pembuatan nata de coco diberikan, sementara pada periode lain tidak diberikan. Salah satu alasan yang mengemuka adalah para guru lebih mempercayakan eksplorasi konsep penerapan nata de coco pada lingkungan. 

Permasalahan yang mengemuka adalah belum optimalnya pengembangan pembelajaran konsep pembuatan nata de coco. Permasalahan tersebut kemudian direalisasikan dengan identifikasi konsep-konsep apa saja yang perlu diberikan kepada siswa. 

Setelah penentuan konsep yang akan diberikan, kemudian dirancang juga kemungkinan penerapan aplikasi konsep yang menekankan pada pilar inkuiri (praktikum pembuatan nata de coco).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun