Mohon tunggu...
Asep SuhendiArifin
Asep SuhendiArifin Mohon Tunggu... Lainnya - Manajemen

Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Kontekstual

6 Februari 2019   08:16 Diperbarui: 6 Februari 2019   08:41 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembelajaran Kontekstual

Oleh Asep Suhendi Arifin

Widyaiswara LPMP Jawa Barat 

Pembelajarn kontekstual (Contextual Teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan ( Inquiri), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment)

Konstruktivisme merupakan landasan filosofis pendekatan kontekstual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. 

Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makan melalui pengalaman nyata. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergelut dengan konsep-konsep. 

Siswa dilatih mengkonstruksi pengetahuan sendiri. Esensi dari teori konstruktivisme adalah siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi yang kompleks ke situasi yang lain dan apabila dikehendaki, informasi tersebut menjadi milik mereka sendiri (Wadsworth, 1984)..

Inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan/inquiri sendiri. 

Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan inkuiri. Siklus inkuiri yang lazim digunakan adalah kegiatan pengamatan, bertanya, berhipotesis, mengumpulkan data dan penyimpulan. Langkah-langkah kegiatan inkuiri secara spesifik yaitu: 1) merumuskan masalah; 2) mengamati; 3) menganalisis dan menyajikan data; dan 4) mengkomunikasikan data dan temuan (Sund, 1979).

Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inkuiri yaitu menggali informasi, mengkonfirmasi apa yang sudah diketahui dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui.

Konsep masyarakat belajar pada intinya menyarankan agar hasil pembelajaran yang diperoleh dari hasil kerjasama dengan orang lain. Interaksi siswa menjadi fokus dari proses belajar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun