Mohon tunggu...
Asep Sopyan
Asep Sopyan Mohon Tunggu... -

Bekerja sebagai agen asuransi penuh waktu. Suka menulis apa saja dan mencipta lagu. Email: bermenschool@yahoo.com. Tulisan-tulisan dapat dilihat di blog http://bermenschool.wordpress.com dan http://myallisya.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Money

MLM: Dapatkah Diandalkan sebagai Bisnis Jangka Panjang?

24 Mei 2015   16:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:39 1892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu kapan penghasilan pasif yang didambakan itu datang?

Pada MLM dengan sistem binari (dua kaki), situasinya lebih rentan lagi. Sistem binari tidak mensyaratkan penjualan produk, jadi penghasilan para leader top dihasilkan dari aktivitas perekrutan yang dilakukan para membernya, di mana perekrutan ini selalu disertai penjualan produk. Pada saat yang sama, aktivitas perekrutan (plus penjualan produk) ini harus diiringi perpasangan supaya bonusnya keluar. Semakin ke bawah, syarat perpasangan akan semakin berat karena melibatkan jumlah member yang semakin banyak. Jika satu kaki timpang, perpasangan dengan bonus yang besar tidak akan terjadi selama-lamanya. MLM dengan sistem binari biasanya mudah berkembang pesat, tapi juga sangat mudah rontok. Dan jika satu kaki besar rontok (misalnya karena berhenti atau pindah ke MLM lain), maka berakhirlah semuanya. Sang leader harus mulai lagi dari awal, atau pindah ke MLM baru.

Lalu kapan penghasilan pasif yang didambakan itu datang?

Produk Dijual Dengan Skema Konvensional

Selain soal sistemnya yang rapuh karena bersandar para ribuan member yang penghasilannya belum seberapa, ada satu masalah lagi dari segi harga produk, khususnya untuk MLM yang jaringan membernya tidak berkembang lagi.

Di sejumlah toko dan apotek di pasar BSD Serpong, saya mendapati beberapa produk MLM dijual dengan harga jauh di bawah harga resmi ke konsumen.


  • Kopi ginseng C* dijual dengan harga 60 ribu per pak isi 20 saset. Harga resmi 85 ribu.
  • Chlorophyll K* dijual dengan harga 90 ribuan per botol. Harga resmi 140 ribu.
  • Propolis M* dijual dengan harga 50 ribu per botol kecil. Harga resmi 110 ribu.
  • Shake H* dijual dengan harga 207 ribu per botol. Harga resmi 366 ribu.
  • Dan beberapa lagi.


Bagaimana perasaan saya jika saya adalah distributor produk MLM di atas? Apakah saya akan melaporkan kepada manajemen perusahaan supaya para penjual itu ditindak?

Pertanyaannya, mengapa produk-produk tersebut dijual di bawah harga resmi? Beberapa kemungkinan:


  • Itu produk palsu.
  • Itu kerjaan para senior leader yang mendapatkan bonus produk, atau membeli sejumlah produk sebagai syarat tutup poin, dan tidak mampu mengonsumsi semuanya sehingga sisanya dijual murah.
  • Itu kerjaan para member bermodal besar yang membeli dalam jumlah banyak sehingga diskonnya besar (bisa sampai lebih dari 50%) plus biasanya mendapat bonus. Mereka tidak bermaksud menjalankan bisnisnya, tapi sekadar menjualnya kembali secara konvensional yang penting ada untung. Dugaan saya adalah yang ketiga ini, karena toko-toko tersebut menjual juga produk lain yang bukan MLM.


Dengan produk yang pada akhirnya banyak dijual dengan skema konvensional, bagaimana mungkin saya menaruh masa depan saya di situ?

Penutup dan Tips

Sering ada ungkapan: “MLM X akan booming tahun ini”. Lalu tahun depan bagaimana? Sepuluh tahun kemudian bagaimana?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun