Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Marah Ketika Ada Masalah

26 Januari 2025   09:05 Diperbarui: 26 Januari 2025   09:05 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Fenomena generasi strawberry menjadi tantangan tersendiri buat kita orang tua. Saya mengalami sendiri. Pernah suatu kali, anak saya yang baru saja belajar di SMP di sebuah Sekolah Penggerak di Kota Tangerang, merasa kelelahan yang luar biasa. Seharian bermain futsal lalu lanjut basket, tiba-tiba saja dia merasa badannya lemas dan ia mengeluh tidak ingin pergi ke sekolah besok paginya. Hari itu, saya melihat dia hanya terbaring di tempat tidur, dengan mata yang sayu, seakan dunia ini terlalu berat untuk dijalani. Saya mengerti bahwa tubuhnya mungkin memang butuh istirahat, tetapi ada satu hal yang saya ingin ajarkan: kesulitan adalah bagian dari proses belajar.

"Saat kita merasa lelah, itu bukan berarti kita menyerah, tapi itu adalah saat kita beristirahat sebentar untuk kembali lebih kuat," saya berkata dengan lembut. Saya menyadari bahwa di setiap kesulitan yang dia alami, ada potensi untuk tumbuh dan belajar. Jadi, saya tidak membiarkan dirinya terlalu lama terlarut dalam rasa malas atau marah dalam aktivitas belajar. Setiap kali dia merasa frustasi dengan hafalan Qur'an, atau merasa kesulitan memahami matematika, saya mengingatkan dia bahwa kesulitan itu wajar dan adalah hal yang membantunya menjadi lebih cerdas.

Ada kalanya dia tampak sangat kesal ketika ada ayat yang begitu sulit dia hapal atau ketika dia tidak mampu menyelesaikan soal-soal matematika yang rumit. Di saat itulah saya memilih untuk duduk di sampingnya, membantu bukan dengan memberi jawaban langsung, tetapi dengan mengajaknya berpikir lebih luas. "Tidak apa-apa jika kamu merasa kesulitan. Ini adalah cara kita belajar. Apa yang bisa kita coba dari sini?" saya sering menanyakan.

Saya merasa bahwa mengajarkan anak saya untuk melihat kesulitan sebagai peluang adalah cara terbaik untuk membekalinya dengan ketahanan mental yang kuat. Seiring berjalannya waktu, dia mulai menyadari bahwa ketika dia menghadapi rasa frustasi, ada kemudahan di balik itu jika dia terus berusaha. Kini, ketika dia merasa marah atau lelah dengan segala hal aktivitas sekolah, saya melihatnya lebih sabar dan berusaha mencari solusi daripada menyerah begitu saja.

Ini bukan hanya tentang anak saya, bagaimana dia bersikap terhadap kesulitan, tetapi juga tentang bagaimana kita sebagai orang tua bisa membantu anak-anak kita mengubah pandangan mereka terhadap tantangan hidup. Tampaknya anak-anak perlu belajar untuk menerima kesulitan, keluar dari kesulitan, mengenali apa-apa yang bisa memperbesar masalah dan mana yang bisa meredam dan mengatasi masalah, karena pada akhirnya mereka harus tahu bahwa kesulitan adalah bagian dari perjalanan menuju keberhasilan dan keberuntungan. 

Kisah Kesempatan yang Ditemukan dalam Kesempitan

Ada sebuah pepatah tua yang mengatakan, "Di balik awan gelap, matahari selalu menunggu untuk bersinar." Begitu pula dalam hidup, masalah sering kali datang menyamar sebagai musibah, padahal sebenarnya membawa berkah. Dalam setiap kesempitan, tersembunyi kesempatan. Mari kita lihat bagaimana keberuntungan menemukan jalan kepada mereka yang pantang menyerah.

Mengubah Perspektif tentang Masalah

Masalah sering kali datang seperti badai di tengah lautan, menghantam perahu kehidupan kita tanpa peringatan. Namun, apa yang kita anggap sebagai hambatan terkadang justru adalah pintu yang membawa kita menuju keberuntungan yang tak terduga. Masalah, jika kita lihat dengan mata hati yang jernih, bukanlah musuh, melainkan guru yang mengajarkan pelajaran berharga tentang kekuatan, kreativitas, dan ketangguhan.

Kita sering terjebak dalam pola pikir bahwa masalah adalah tanda kegagalan. Padahal, sejarah telah membuktikan bahwa banyak pencapaian besar lahir dari kesulitan yang tampaknya tak teratasi. Seperti biji yang harus terbenam dalam kegelapan tanah kemudian ditindih pula dengan batu, sebelum tumbuh menjadi pohon yang kokoh, manusia pun sering kali menemukan kebesaran dirinya dalam tekanan hidup.

Mari ubah cara kita melihat masalah. Jangan biarkan mereka menjadi batu sandungan yang menghentikan langkah kita. Sebaliknya, anggaplah mereka sebagai batu loncatan menuju peluang baru. Apa yang tampak seperti akhir mungkin saja adalah awal dari kisah terbesar dalam hidup kita.

Bagaimana jika masalah yang kita hadapi hari ini adalah panggung yang sedang disiapkan untuk kemenangan kita esok? Dalam artikel ini, kita akan belajar dari kisah nyata mereka yang menghadapi badai hidup, namun berakhir dengan menemukan pulau keberuntungan. Ingatlah, masalah adalah undangan tak tertulis untuk menemukan kehebatan kita. Jadi, jangan menyerah sebelum waktunya.

Kisah Penemuan yang Tak Terduga

Erasmus Jacobs
Seorang bocah bernama Erasmus Jacobs berjalan menyusuri tepi Sungai Orange, Afrika Selatan. Hari itu ia hanya ingin membantu keluarganya mencari air. Tapi langkah kecilnya di antara kerikil-kerikil sungai membawa dia pada sebuah batu yang tak biasa. Batu itu berkilau di bawah sinar matahari, menarik perhatiannya. Siapa sangka, itu adalah berlian. Penemuan itu bukan hanya mengubah hidup Erasmus dan keluarganya, tetapi juga memulai era baru tambang berlian yang kini menjadi tulang punggung ekonomi Afrika Selatan. Dari sekadar mencari air, ia menemukan sesuatu yang lebih berharga dari mimpi mana pun.

Hiram Bingham
Hiram Bingham, seorang profesor sejarah dari Amerika, mengembara di pegunungan Andes dengan peta lusuh di tangannya. Ia mencari sebuah kota Inca yang hilang, tetapi perjalanan itu jauh dari mulus. Bingham tersesat di tengah kabut tebal, nyaris menyerah karena rasa lelah. Namun, langkahnya yang serampangan membawa dia ke sesuatu yang lebih besar dari yang ia cari. Saat kabut perlahan memudar, di depannya berdiri Machu Picchu, kota yang tertinggal oleh waktu, namun memancarkan kemegahan peradaban masa lalu. Kesalahannya menjadi berkah bagi dunia arkeologi dan membuka babak baru dalam sejarah penemuan dunia.

Edwin Drake
Di kota kecil Titusville, Pennsylvania, seorang pria bernama Edwin Drake menjadi bahan olok-olok penduduk setempat. Idenya untuk menggali minyak dianggap mustahil, bahkan bodoh. Namun, Drake tetap bertahan, menggali dengan metode yang ia percayai, meskipun semua orang menertawakan kegagalannya. Hingga suatu hari, minyak hitam menyembur dari tanah. Itu adalah momen yang mengubah sejarah energi dunia. Dari menjadi bahan tertawaan, Drake menjadi pelopor yang membuka jalan bagi revolusi industri berbasis minyak.

Pegawai Hotel dan Tamu yang Kasar
Di sebuah hotel kecil, seorang pegawai bernama Martin selalu melayani tamu dengan senyum meski sering menghadapi keluhan dan kemarahan. Suatu hari, seorang tamu yang sangat sulit datang, seorang pria tua yang terus mengkritik segalanya, dari menu makanan hingga suhu kamar. Namun, Martin tidak kehilangan kesabarannya. Ia melayani tamu itu dengan perhatian ekstra. Beberapa bulan kemudian, Martin menerima undangan tak terduga. Tamu tersebut ternyata seorang investor hotel yang terkesan dengan pelayanannya. Martin diberi modal untuk membuka hotel sendiri, yang kini menjadi jaringan internasional terkenal.

Desainer Interior dan Pelanggan yang Sulit
Anna adalah seorang desainer interior muda yang baru memulai kariernya. Suatu hari, ia mendapatkan klien pertama yang sangat sulit: seorang pengusaha kaya dengan ekspektasi setinggi langit. Anna hampir menyerah karena kritik terus-menerus, tetapi ia memutuskan untuk memberikan yang terbaik. Ketika proyek itu selesai, klien tersebut begitu terkesan hingga merekomendasikan Anna untuk proyek lebih besar, termasuk kantor pusat perusahaan. Kini, nama Anna dikenal sebagai salah satu desainer interior terbaik di kotanya, semua bermula dari klien yang hampir membuatnya menyerah.

Kisah-kisah ini mengajarkan kita bahwa terkadang, keberuntungan datang dalam bentuk cobaan. Mereka yang bersedia melihat peluang di tengah kesulitan adalah mereka yang benar-benar memahami makna keberuntungan. Sebab, seperti mutiara yang terbentuk dalam luka tiram, kesempatan sering lahir dari rasa sakit.

Kisah Penolakan yang Berbuah Manis

Barangkali kita merasa terjatuh begitu dalam hingga hampir tidak bisa melihat jalan keluar. Atau mungkin kita sudah berjuang sekuat tenaga, namun pintu-pintu yang kita ketuk tak pernah terbuka? Penolakan adalah pengalaman universal yang setiap orang pasti pernah rasakan. Tetapi, kita tahu bahwa penolakan bisa menjadi batu loncatan menuju kesuksesan yang luar biasa? Mari kita lihat bagaimana beberapa tokoh besar dunia, yang dulunya ditolak dan diremehkan, akhirnya mencapai puncak keberhasilan yang tak terbayangkan.

Stephen King
Seorang pria muda bernama Stephen King yang begitu bersemangat untuk menulis cerita. "Carrie," novel pertamanya, adalah karya yang penuh dengan semangat dan imajinasi, tetapi setiap kali ia mengirimkan naskahnya ke penerbit, ia hanya menerima surat penolakan. Tidak hanya sekali, dua kali, atau bahkan sepuluh kali, tetapi tiga puluh kali. Setiap penolakan datang dengan kata-kata yang menghancurkan, dan King hampir menyerah. Namun, sebuah momen tak terduga terjadi. Ketika King hampir membuang naskah "Carrie" ke tempat sampah, istrinya, Tabitha, menemukannya dan mendorongnya untuk mengirimkannya sekali lagi. Itulah saat penerbit akhirnya menerima naskahnya. "Carrie" menjadi sukses besar, dan Stephen King menjadi salah satu penulis terkemuka dalam sejarah sastra modern. Tanpa penolakan yang begitu banyak, King mungkin tidak akan memiliki ketekunan untuk menulis karya-karya legendaris yang kita kenal hari ini.

JK Rowling
Di sisi lain dunia, seorang ibu tunggal yang berjuang dengan depresi dan kesulitan finansial berjuang untuk menulis sebuah cerita. JK Rowling menulis "Harry Potter" ketika ia hampir tidak memiliki apa-apa. Setiap kali ia mengirimkan naskah ke penerbit, ia menerima penolakan. Seperti Stephen King, Rowling hampir menyerah. Namun, kepercayaannya pada ceritanya tetap kuat. Setelah diterima oleh penerbit kecil, "Harry Potter" perlahan-lahan berkembang menjadi fenomena global. Hari ini, Harry Potter bukan hanya buku, itu adalah warisan budaya, dengan film, taman hiburan, dan pengikut setia di seluruh dunia. Penolakan yang ia alami adalah ujian keteguhan hatinya, yang membuatnya akhirnya menulis salah satu kisah terhebat sepanjang masa.

James Dyson
James Dyson, seorang pria yang kini dikenal sebagai penemu vakum siklon tanpa kantong, mungkin lebih tahu tentang kegagalan daripada kebanyakan orang. Pada tahun 1978, ia mulai merancang vakum yang bisa mengatasi masalah utama di pasaran: kantong yang tersumbat. James menghabiskan bertahun-tahun mengembangkan ribuan prototipe, semuanya gagal. Setiap prototipe yang ia buat, ada saja yang tidak berfungsi dengan baik, dan setiap kegagalan membuatnya semakin terjepit dalam tumpukan utang. Teman-temannya meragukan idenya, dan banyak yang menyarankan agar ia menyerah saja. Tetapi Dyson tidak mau menyerah. Ia terus bereksperimen, terus mencoba, terus gagal, hingga akhirnya prototipe ke-512 berhasil. Vakum pertama tanpa kantong pun lahir, dan dunia industri vakum tidak pernah sama lagi. Hari ini, Dyson adalah merek yang diakui di seluruh dunia, dan perusahaan yang dimulainya bernilai miliaran dolar. Tanpa ribuan kegagalan itu, Dyson tidak akan pernah menemukan kesuksesan yang ia nikmati sekarang.

Kisah-kisah ini mengajarkan kita satu pelajaran yang sangat penting: bahwa penolakan bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan batu loncatan menuju sesuatu yang lebih besar. Seperti halnya biji yang harus terbenam dalam tanah yang gelap dan keras untuk tumbuh menjadi pohon yang tinggi dan kokoh, penolakan memberi kita kesempatan untuk berkembang, belajar, dan akhirnya meraih kesuksesan yang lebih berarti. Dalam setiap kegagalan, ada benih kemenangan. Jangan pernah takut akan penolakan, karena mungkin itu adalah cara dunia menguji apakah Anda layak menerima hadiah yang lebih besar.

Kisah Bangkit dari Kehancuran dan Kebangkrutan

Mungkin juga kita pernah merasa terjatuh begitu dalam hingga tidak ada lagi jalan untuk kembali? Atau merasa seolah-olah dunia di sekitar kita runtuh dan semuanya hilang begitu saja? Ketika kita berada di titik terendah, sulit untuk membayangkan adanya jalan keluar. Namun, sejarah mengajarkan kita bahwa dari kehancuran terbesar sering kali lahir kebangkitan yang luar biasa. Mari kita lihat bagaimana beberapa tokoh dunia yang pernah menghadapi kehancuran dan kebangkrutan bisa bangkit kembali dan menciptakan sesuatu yang lebih besar dari sebelumnya.

Soichiro Honda
Pada tahun 1937, Soichiro Honda mendirikan pabrik pertamanya yang mengkhususkan diri dalam pembuatan piston untuk mobil. Namun, tak lama setelah itu, Jepang dilanda Perang Dunia II, dan pabrik Honda dihancurkan oleh serangan udara. Soichiro tidak menyerah. Ia mendirikan kembali pabriknya, tetapi nasib buruk tidak berhenti di situ. Pada tahun 1953, gempa bumi menghancurkan pabrik tersebut. Di ambang keputusasaan, Honda masih tidak menyerah. Alih-alih mundur, ia berfokus pada inovasi dan menciptakan sepeda motor pertama yang berhasil mengubah wajah industri otomotif dunia. Honda Motor Company lahir, dan merek ini kini menjadi salah satu perusahaan otomotif terbesar di dunia, yang melahirkan berbagai inovasi dari sepeda motor hingga mobil dan teknologi robotika. Dua kali kehilangan, dua kali bangkit, Soichiro Honda membuktikan bahwa kegagalan bukanlah akhir, tetapi awal dari sebuah perjalanan yang lebih besar.

Walt Disney
Walt Disney, nama yang kini identik dengan dunia hiburan, pernah merasakan pahitnya kegagalan. Pada tahun 1923, Disney memulai bisnis animasi dengan studio kecil bernama "Disney Brothers Cartoon Studio." Namun, hanya beberapa tahun kemudian, studio tersebut bangkrut. Tidak hanya itu, Disney sempat kehilangan hak atas karakter animasinya yang paling populer saat itu, Oswald the Lucky Rabbit, karena perselisihan kontrak. Kecewa dan hampir putus asa, Walt Disney tidak menyerah. Ia mulai membangun kembali dengan menciptakan karakter baru: Mickey Mouse. Dari kegagalan itu, Walt Disney mendirikan kerajaan hiburan yang sekarang kita kenal dengan nama Disney. Film animasi, taman hiburan, dan budaya pop dunia semuanya tak lepas dari jejak Disney. Keberaniannya untuk tetap maju meskipun berhadapan dengan kebangkrutan menjadikannya salah satu nama terbesar dalam sejarah hiburan.

Steve Jobs
Steve Jobs, sosok yang kini dikenang sebagai pelopor revolusi teknologi, juga mengalami kehancuran dalam hidupnya. Setelah mendirikan Apple dan membawa perusahaan itu ke puncak kejayaan, Jobs justru dipecat oleh dewan direksi pada tahun 1985, keputusan yang membuatnya terjatuh begitu dalam. Kecewa dan terpuruk, Jobs tak menyerah. Ia mendirikan perusahaan komputer NeXT dan kemudian membeli Pixar, yang akhirnya menjadi salah satu studio animasi terkemuka di dunia. Namun, pada tahun 1997, Apple yang tengah berjuang untuk bertahan hidup memutuskan untuk membeli NeXT dan membawa Jobs kembali ke perusahaan yang ia dirikan. Dengan Jobs kembali, Apple kembali bangkit dengan peluncuran produk revolusioner seperti iPod, iPhone, dan MacBook yang mengubah dunia. Steve Jobs menunjukkan bahwa kegagalan bukanlah akhir, melainkan sebuah pelajaran untuk menciptakan sesuatu yang jauh lebih besar.

Elon Musk
Elon Musk, seorang nama yang tak asing di dunia teknologi dan inovasi, pernah mengalami hampir bangkrut berkali-kali. Pada tahun 2008, kedua perusahaannya, Tesla dan SpaceX, berada di ambang kehancuran. Tesla, yang baru saja memproduksi mobil listrik pertamanya, kehabisan dana dan hampir gagal. Begitu juga dengan SpaceX, yang mengalami kegagalan peluncuran roket berulang kali. Di ambang kebangkrutan, Musk bahkan sempat meminjam uang untuk membiayai hidupnya. Namun, bukannya menyerah, Musk justru semakin bertekad untuk mewujudkan visinya. Ia berhasil menarik investasi besar dan dalam waktu singkat, kedua perusahaan tersebut bangkit dan mencapai kesuksesan besar. Tesla menjadi pelopor mobil listrik, dan SpaceX berhasil membawa manusia ke luar angkasa dengan biaya yang jauh lebih rendah. Seperti Honda dan Disney, Musk membuktikan bahwa kegagalan adalah bagian dari perjalanan menuju kesuksesan yang lebih besar. Dengan ketekunan dan semangat inovasi, ia mengubah dunia teknologi dan eksplorasi luar angkasa.

Kisah-kisah ini mengajarkan kita bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan titik awal untuk sesuatu yang lebih besar. Ketika menghadapi kehancuran, kita memiliki dua pilihan: untuk menyerah atau untuk bangkit dengan tekad yang lebih kuat. Seperti Soichiro Honda, Walt Disney, Steve Jobs, dan Elon Musk, mereka yang pernah merasakan kegagalan terbesar justru menemukan kesuksesan yang tak terbayangkan setelahnya. Kehancuran dan kebangkrutan adalah bagian dari proses menuju kebangkitan. Jadi, ketika kehidupan menghadapkan kita pada kegagalan, ingatlah bahwa mungkin itu adalah jalan menuju kesuksesan yang lebih besar yang menanti di ujung jalan.

Pelajaran dari Kisah-Kisah Tersebut

Kehidupan seringkali menantang kita dengan masalah dan kesulitan, namun jika kita memandangnya dari sudut pandang yang lebih dalam, kita akan menyadari bahwa sebenarnya setiap masalah yang muncul adalah sebuah kesempatan untuk bertumbuh. Semua kisah besar yang kita dengar, mulai dari Soichiro Honda yang bangkit setelah dua kali kehilangan pabrik, hingga Steve Jobs yang dipecat dari perusahaan yang ia dirikan, mengajarkan kita satu hal penting: perspektif adalah kunci.

Pentingnya Perspektif Positif

Dalam banyak hal, kita terbiasa melihat masalah sebagai akhir dari segala sesuatu. Ketika pintu tertutup, kita merasa terjebak dalam kegelapan, seolah tidak ada jalan keluar. Namun, di balik setiap tantangan yang kita hadapi, ada peluang yang tersembunyi. Soichiro Honda, setelah kehilangan dua pabriknya, bukan hanya melihat kehancuran sebagai sebuah bencana, ia melihatnya sebagai peluang untuk menciptakan sesuatu yang lebih baik dan lebih besar. Di saat dunia sedang berjuang dengan perang dan krisis, ia memilih untuk terus berinovasi, hingga akhirnya menciptakan Honda Motor, yang kini menjadi raksasa global.

Masalah bukanlah akhir dari perjalanan kita; masalah adalah pintu yang mengarah ke perjalanan baru. Keputusan kita untuk memilih melihat masalah sebagai batu loncatan menuju kesempatan baru adalah langkah pertama menuju transformasi.

Ketangguhan dan Kreativitas

Kunci sukses yang bisa kita pelajari dari tokoh-tokoh seperti Walt Disney, Steve Jobs, dan Elon Musk adalah ketangguhan dan kreativitas. Ketika dunia berkata "tidak," mereka malah memilih untuk berlari menuju hal-hal yang sebelumnya tak terbayangkan. Ketangguhan mental mereka tidak hanya membuat mereka mampu bertahan, tetapi juga mendorong mereka untuk terus berinovasi dalam menghadapi kegagalan. Ketika Steve Jobs dipecat dari Apple, ia tidak menyerah atau larut dalam kemarahan; ia justru kembali dengan ide-ide baru yang kelak mengubah wajah dunia teknologi.

Sama halnya dengan Elon Musk, yang terus bertahan meskipun perusahaannya hampir bangkrut. Ia menemukan inovasi-inovasi yang tidak hanya menyelamatkan perusahaan-perusahaannya, tetapi juga membawa kita ke era baru teknologi mobil listrik dan eksplorasi luar angkasa. Ketangguhan mereka bukan hanya tentang kemampuan untuk bertahan, tetapi juga tentang bagaimana mereka menggunakan kesulitan untuk mendorong inovasi dan menemukan solusi kreatif.

Kesulitan Sering Kali Menjadi Pendorong Inovasi dan Transformasi

Di balik setiap kisah sukses besar, selalu ada kesulitan yang menjadi bahan bakar bagi inovasi. James Dyson, misalnya, menciptakan vakum tanpa kantong setelah ribuan prototipe gagal. Setiap kegagalan yang ia alami justru membuatnya semakin dekat dengan solusi yang akan mengubah industri. Sebagai seorang inovator, Dyson melihat setiap kesulitan sebagai peluang untuk memperbaiki dan menciptakan sesuatu yang lebih baik.

Kesulitan, jika kita mampu melihatnya dengan mata yang tepat, bukan hanya ujian, itu adalah pembelajaran. Setiap kegagalan membawa kita lebih dekat dengan keberhasilan yang lebih bermakna. Kegagalan bukanlah tanda kelemahan, tetapi tanda keberanian untuk mencoba dan memperbaiki. Tanpa kesulitan, kita mungkin tidak akan pernah mengenal inovasi yang mengubah hidup.

Pelajaran terbesar yang bisa kita ambil dari kisah-kisah tokoh-tokoh yang telah menghadapi kehancuran dan kebangkrutan adalah bahwa kesulitan bukanlah akhir dari segalanya, tetapi awal dari perjalanan yang lebih besar. Perspektif positif, ketangguhan mental, dan kemampuan untuk berinovasi dalam menghadapi kesulitan adalah hal-hal yang membedakan mereka yang sukses dari mereka yang menyerah. Jangan biarkan masalah menghalangi langkah Anda. Justru, lihatlah masalah sebagai kesempatan yang menunggu untuk diubah menjadi solusi. Sebagai sebuah peluang untuk bertumbuh. Karena dalam setiap kesulitan, ada potensi untuk menciptakan sesuatu yang lebih baik.

Kesempatan Ada di Balik Masalah

Saya kira, saya perlu mengatakan ini kenapa anak saya, "Anakku, ingatlah bahwa masalah adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan ini. Seperti halnya malam yang selalu datang setelah siang, kesulitan dan tantangan pasti akan datang menguji kita. Namun, apa yang membedakan orang yang sukses dari yang tidak, bukanlah apakah mereka mengalami masalah, tetapi bagaimana mereka merespons masalah tersebut. Ingat, masalah bukanlah akhir dari segalanya, tetapi sebuah kesempatan untuk membuka jalan baru.

Saat kamu dihadapkan pada sebuah masalah, jangan terburu-buru merasa putus asa atau terperangkap dalam kegelisahan. Bukalah pikiran dan hatimu, dan lihatlah masalah itu dengan mata yang lebih luas. Karena sering kali, di balik kesulitan yang paling berat sekalipun, tersembunyi peluang besar yang mungkin hanya bisa kita lihat setelah kita melalui proses tersebut. Banyak orang yang telah menciptakan hal-hal luar biasa hanya setelah mereka menghadapi ujian hidup yang tak terbayangkan sebelumnya.

Jangan lupa, setiap kesulitan adalah guru yang akan mengajarkanmu hal-hal baru. Seperti orang-orang hebat yang telah kita bahas, Soichiro Honda yang bangkit setelah kehilangan pabriknya, atau Steve Jobs yang kembali lebih kuat setelah dipecat dari Apple, mereka tidak melihat kegagalan sebagai akhir, melainkan sebagai langkah penting dalam perjalanan mereka. Mereka menyadari bahwa di balik setiap kesulitan terdapat kesempatan untuk menciptakan sesuatu yang lebih baik, sesuatu yang mungkin tidak pernah mereka pikirkan sebelumnya.

Jadi, kapan pun kamu menghadapi masalah, ingatlah ini: masalah adalah jalan yang mengarah pada peluang. Jangan takut untuk menghadapinya, karena mungkin, hanya dengan melewatinya, kamu akan menemukan keberuntungan yang tak terduga. Dan pada akhirnya, kamu akan menyadari bahwa masalah itu bukanlah musuh, tetapi sahabat yang memberi kesempatan untuk bertumbuh. Jangan takut pada masalah, karena mungkin, itu adalah awal dari keberuntungan terbesar kamu."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun