Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kurikulum Pendidikan Akuntansi di Era AI

6 Januari 2025   05:14 Diperbarui: 6 Januari 2025   05:14 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

8. Tantangan yang Dihadapi dalam Mengubah Kurikulum Pendidikan Akuntansi

Meskipun kebutuhan untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang cepat dalam dunia akuntansi sangat mendesak, perubahan dalam kurikulum pendidikan akuntansi tidaklah tanpa tantangan. Mengubah sistem pendidikan yang telah beroperasi dengan cara tertentu selama bertahun-tahun membutuhkan waktu, komitmen, dan sumber daya yang besar. Tantangan ini datang dari berbagai aspek, mulai dari resistensi terhadap perubahan dalam sistem pendidikan tradisional, kesenjangan antara pengetahuan yang diajarkan di universitas dan keterampilan yang dibutuhkan di industri, hingga keterbatasan sumber daya dalam mengintegrasikan teknologi terbaru ke dalam proses pembelajaran.

Resistensi terhadap Perubahan dalam Sistem Pendidikan Tradisional

Salah satu tantangan utama dalam mengubah kurikulum pendidikan akuntansi adalah resistensi terhadap perubahan dari berbagai pihak, baik itu dari dosen, pihak universitas, maupun dari mahasiswa itu sendiri. Pendidikan akuntansi tradisional telah lama mengedepankan pembelajaran berbasis teori, di mana penekanan diberikan pada prinsip-prinsip dasar akuntansi yang sudah mapan. Banyak pengajar yang mungkin merasa nyaman dengan metode pengajaran yang sudah ada dan enggan untuk mengintegrasikan teknologi baru, seperti AI, big data, atau sistem ERP berbasis AI, ke dalam kurikulum mereka. Mereka mungkin merasa bahwa perubahan ini akan mengganggu struktur pengajaran yang telah ada dan mengancam keahlian serta pengalaman yang telah dibangun selama bertahun-tahun.

Selain itu, para mahasiswa yang sudah terbiasa dengan kurikulum tradisional mungkin merasa kesulitan untuk menerima perubahan dalam cara mereka belajar. Pembelajaran yang berbasis teknologi atau penggunaan alat analitik canggih mungkin terasa asing bagi mereka, terutama bagi mereka yang tidak memiliki latar belakang atau minat yang kuat dalam teknologi. Hal ini dapat menyebabkan perasaan ketidakpastian, ketidaknyamanan, dan bahkan penolakan terhadap perubahan kurikulum yang diusulkan.

Tantangan ini membutuhkan pendekatan yang bijak dan strategis. Universitas dan lembaga pendidikan harus melakukan pendekatan yang melibatkan pengajaran yang lebih fleksibel, memperkenalkan teknologi dalam bentuk yang lebih sederhana dan aplikatif, serta memberikan pelatihan kepada dosen dan mahasiswa agar mereka lebih siap menghadapi perubahan ini.

Kesenjangan antara Pengetahuan yang Diajarkan di Universitas dan Keterampilan yang Dibutuhkan di Industri

Kesenjangan antara pengetahuan yang diajarkan di universitas dengan keterampilan yang dibutuhkan di industri menjadi masalah besar yang dihadapi oleh banyak lulusan pendidikan akuntansi. Universitas sering kali terjebak dalam siklus pembelajaran berbasis teori yang tidak sepenuhnya mencerminkan tuntutan dunia kerja yang semakin mengarah pada penggunaan teknologi canggih dalam praktik akuntansi. Misalnya, meskipun mahasiswa mempelajari prinsip akuntansi yang sudah lama diterima, mereka mungkin tidak memiliki keterampilan praktis yang dibutuhkan untuk mengelola sistem ERP berbasis AI atau untuk melakukan analisis data keuangan yang besar menggunakan big data dan alat analitik.

Di sisi lain, banyak perusahaan, terutama yang mengadopsi teknologi terbaru, kini lebih mengutamakan keterampilan praktis dan kemampuan beradaptasi dengan teknologi dalam proses rekrutmen. Mereka mencari akuntan yang tidak hanya menguasai teori akuntansi, tetapi juga memiliki kemampuan untuk bekerja dengan perangkat lunak terbaru, menganalisis data besar, dan bahkan mengimplementasikan algoritma AI dalam audit dan analisis keuangan. Hal ini menyebabkan kesenjangan yang signifikan antara keterampilan yang diperoleh oleh mahasiswa di bangku kuliah dengan keterampilan yang mereka butuhkan untuk berkarir di dunia akuntansi modern.

Untuk menanggulangi kesenjangan ini, kurikulum pendidikan akuntansi harus lebih terhubung dengan praktik industri. Kolaborasi yang lebih erat antara universitas dan perusahaan akan memastikan bahwa materi yang diajarkan lebih aplikatif dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Program magang, proyek berbasis industri, dan kelas praktikum dengan penggunaan teknologi terbaru harus menjadi bagian integral dari kurikulum untuk membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan praktis yang sesuai dengan tuntutan pasar kerja.

Keterbatasan Sumber Daya dalam Mengintegrasikan Teknologi Terbaru ke dalam Proses Pembelajaran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun