Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Curhat Asyik dengan AI yang Bisa Membaca Mikroekspresi dan Gesture

30 Desember 2024   16:13 Diperbarui: 30 Desember 2024   16:41 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Salah satu tantangan utama dalam pengembangan AI multimodal yang berkelanjutan adalah konsumsi energi yang tinggi dari pusat data dan model AI yang semakin kompleks. Dengan meningkatnya kebutuhan untuk pemrosesan data besar secara real-time, penggunaan energi menjadi salah satu faktor pembatas dalam pengembangan teknologi ini. Oleh karena itu, untuk mendukung operasionalisasi AI canggih dalam jangka panjang, sumber daya energi yang lebih efisien dan berkelanjutan sangat diperlukan.

Energi fusi nuklir, yang sering kali digambarkan sebagai "energi masa depan," berpotensi menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah konsumsi energi tinggi yang dihadapi oleh pusat data besar dan teknologi AI. Fusi nuklir menghasilkan energi dalam jumlah besar tanpa emisi karbon dan tanpa limbah radioaktif jangka panjang, yang menjadikannya pilihan yang sangat menjanjikan untuk mendukung pusat data yang beroperasi secara global. Teknologi fusi yang telah lama dianggap sebagai impian futuristik kini mulai memasuki tahap eksperimen yang lebih lanjut, dengan beberapa perusahaan dan lembaga penelitian seperti ITER (International Thermonuclear Experimental Reactor) dan Tokamak Energy yang mengembangkan reaktor fusi dengan efisiensi tinggi.

Menurut laporan World Economic Forum (2023), jika energi fusi berhasil dikomersialkan dalam beberapa dekade mendatang, hal ini dapat mengubah cara kita memandang konsumsi energi dalam pengembangan teknologi tinggi, termasuk AI. Dengan mengintegrasikan energi fusi ke dalam infrastruktur pusat data dan superkomputer yang digunakan untuk AI, kita dapat memastikan bahwa pengoperasian AI multimodal tidak hanya efisien tetapi juga berkelanjutan dalam jangka panjang.

Integrasi teknologi masa depan, termasuk komputasi kuantum, lensa sensitif untuk pengenalan mikro ekspresi, dan energi fusi nuklir, akan mempercepat transformasi AI multimodal ke arah yang lebih efisien, cerdas, dan empatik. Teknologi-teknologi ini menawarkan potensi untuk mengatasi tantangan-tantangan yang saat ini dihadapi oleh AI multimodal, dari kecepatan pemrosesan data yang sangat besar hingga konsumsi energi yang tinggi. Dengan memanfaatkan potensi integrasi ini, kita dapat melihat masa depan di mana AI tidak hanya dapat berinteraksi dengan manusia secara lebih mendalam, tetapi juga beroperasi dengan cara yang lebih berkelanjutan dan etis, membawa dampak positif yang luas bagi masyarakat global.

Arah dan Trend Masa Depan dalam AI Multimodal

Seiring dengan kemajuan pesat dalam teknologi dan pemahaman kita terhadap kecerdasan buatan (AI), terutama dalam bidang multimodal, kita dapat memprediksi arah dan tren yang akan membentuk masa depan interaksi antara manusia dan mesin. Dalam beberapa dekade mendatang, AI multimodal akan menjadi lebih canggih dan lebih terpadu, memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari, sektor-sektor kritikal, dan pengembangan teknologi baru. Berikut ini adalah beberapa arah dan tren masa depan yang relevan terkait dengan perkembangan AI multimodal.

1. Interaksi AI yang Lebih Empatik dan Kontekstual

Salah satu tren paling menonjol dalam masa depan AI multimodal adalah peningkatan kemampuannya untuk berinteraksi dengan manusia secara lebih empatik dan kontekstual. Teknologi ini akan memungkinkan mesin untuk memahami nuansa emosi manusia dengan lebih baik dan merespons dalam cara yang lebih sesuai dengan keadaan psikologis pengguna. AI tidak hanya akan menanggapi kata-kata yang diucapkan atau tindakan yang dilakukan, tetapi juga akan dapat merespons secara lebih halus berdasarkan pemahaman terhadap suasana hati, tingkat stres, atau bahkan tanda-tanda ketidaknyamanan fisik yang tercermin dalam ekspresi wajah atau pola suara.

Dengan kemampuan ini, aplikasi AI akan lebih banyak digunakan dalam bidang kesehatan mental, layanan pelanggan, perawatan lansia, dan pendidikan. Sebagai contoh, di sektor perawatan kesehatan mental, AI dapat membantu dalam deteksi dini gangguan psikologis dengan memanfaatkan analisis ekspresi wajah, pola suara, dan perilaku tubuh untuk memberikan intervensi yang lebih tepat waktu dan personal. Penelitian oleh Shen et al. (2020) menunjukkan bahwa AI yang memiliki kemampuan empatik bisa lebih efektif dalam membangun hubungan terapeutik dan meningkatkan hasil perawatan kesehatan mental.

2. Perkembangan Sistem Kecerdasan Emosional dalam Robotik Sosial

Sistem kecerdasan emosional dalam robotik sosial akan semakin berkembang, dengan robot yang dilengkapi dengan AI multimodal yang mampu mengenali dan merespons perasaan manusia dengan cara yang semakin alami. Robot ini akan mampu menyesuaikan perilaku dan interaksi mereka berdasarkan analisis multimodal dari ekspresi wajah, suara, dan perilaku tubuh manusia. Di sektor layanan, robot sosial ini akan digunakan dalam berbagai aplikasi, mulai dari terapi anak-anak dengan kebutuhan khusus, hingga pendamping sosial untuk lansia, hingga teman interaktif dalam pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun