Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pelajaran dari Masyarakat Sunda untuk Dunia Barat

28 Desember 2024   17:30 Diperbarui: 28 Desember 2024   13:39 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketika kita berbicara tentang masyarakat Sunda, kita berbicara tentang sebuah kebudayaan yang sangat mendalam dan penuh makna, di mana setiap aspek kehidupan didasarkan pada prinsip-prinsip yang mengutamakan keharmonisan, kerjasama, dan penghormatan terhadap sesama. Masyarakat Sunda telah lama mengembangkan suatu cara hidup yang tidak hanya berfokus pada individu, tetapi lebih mengarah pada kesejahteraan kolektif. Di sinilah letak keunikan mereka, yang bisa menjadi pelajaran berharga bagi dunia Barat yang seringkali terjebak dalam kecepatan, kompetisi, dan individualisme.

  1. Silih Asih, Silih Asah, Silih Asuh

Prinsip silih asih, silih asah, silih asuh adalah dasar dari kehidupan masyarakat Sunda. Silih asih mengajarkan kita untuk saling mencintai dan memberi perhatian kepada orang lain. Silih asah adalah prinsip untuk saling mengajarkan, saling berbagi ilmu dan pengalaman. Dan silih asuh adalah konsep saling mengasuh, merawat dan menjaga satu sama lain.

Di dunia Barat, kita sering mendengar tentang pentingnya individualisme dan keberhasilan pribadi, yang sering kali membawa kita terjebak dalam budaya kompetitif. Namun di masyarakat Sunda, nilai-nilai ini jauh melampaui pengukuran keberhasilan individu. Setiap orang memiliki tanggung jawab untuk membantu satu sama lain, agar kesejahteraan bersama dapat terwujud. Ini bukan tentang siapa yang lebih sukses, tetapi bagaimana kita bisa tumbuh dan berkembang bersama, dengan saling memberi dan menerima dukungan.

Prinsip ini sangat relevan di dunia Barat yang kadang terlalu fokus pada ambisi pribadi. Dalam budaya Sunda, ada pemahaman bahwa kesuksesan tidak bisa diukur hanya dengan angka atau pencapaian materi, tetapi dengan seberapa banyak kita memberi manfaat bagi orang lain. Dalam komunitas Sunda, kamu tidak hanya dihargai karena apa yang kamu punya, tetapi juga karena apa yang kamu berikan kepada orang lain. Mereka sangat mengutamakan rasa saling peduli yang menjadi perekat dalam hubungan sosial.

  1. Gotong Royong dan Kebersamaan

Gotong royong adalah konsep yang paling khas dalam masyarakat Sunda, di mana setiap individu memiliki rasa tanggung jawab terhadap komunitas. Kehidupan sosial mereka lebih berorientasi pada kolaborasi dan kerja sama daripada kompetisi. Ketika ada acara atau kebutuhan, misalnya saat membangun rumah atau menyelesaikan proyek bersama, masyarakat Sunda mengedepankan prinsip kerja bersama yang tanpa pamrih. Tidak ada yang terlalu tinggi atau rendah; yang penting adalah tujuan bersama yang harus tercapai dengan bantuan satu sama lain.

Prinsip ini mungkin terdengar utopis bagi masyarakat Barat yang lebih mementingkan keunggulan individu dan penghargaan terhadap prestasi personal. Namun, masyarakat Sunda mengajarkan bahwa dalam kehidupan, kita harus bisa mendahulukan kepentingan bersama. Hal ini bisa menjadi inspirasi yang sangat kuat bagi masyarakat Barat yang seringkali merasa terisolasi dan terpecah-pecah dalam mengejar ambisi pribadi. Di dunia yang semakin terhubung ini, prinsip gotong royong bisa membantu mengurangi kesendirian yang sering dialami dalam masyarakat yang individualistis.

Lebih jauh lagi, gotong royong bukan hanya tentang membantu orang lain, tetapi juga tentang membangun solidaritas. Dalam setiap tindakan kolektif, masyarakat Sunda menunjukkan bagaimana kebersamaan bisa mengatasi tantangan besar, apapun bentuknya, dari pekerjaan sehari-hari hingga bencana alam. Ini adalah pelajaran besar bagi dunia Barat, di mana seringkali solidaritas sosial diuji dalam waktu yang penuh tekanan.

  1. Tata Krama dan Sopan Santun

Masyarakat Sunda sangat menekankan pada tata krama atau etika sosial. Setiap kata yang diucapkan, setiap tindakan yang dilakukan, dipertimbangkan dengan penuh hati-hati agar tidak melukai perasaan orang lain. Tata krama ini tidak hanya terlihat dalam interaksi formal, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga, tetangga, maupun teman. Masyarakat Sunda memahami bahwa dengan memelihara rasa hormat terhadap orang lain, kedamaian bisa terwujud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun