Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Harapan, Kekecewaan, dan Revolusi: Bagaimana Ekspektasi Bisa Membentuk atau Menghancurkan Kehidupan Kita

29 November 2024   06:08 Diperbarui: 29 November 2024   06:24 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Alex, aktor muda yang baru memulai karier, menghadapi kegagalan bertubi-tubi. Namun, alih-alih terjebak dalam keputusasaan, Alex mulai menetapkan ekspektasi kecil yang bisa dicapai. Langkah-langkah sederhana seperti memperbaiki keterampilan aktingnya dan membangun jejaring membuat Alex perlahan bangkit.

Buah pelajaran yang diraih, harapan kecil adalah bahan bakar untuk keluar dari keterpurukan. Dengan ekspektasi yang terkelola baik, kebahagiaan dan pendapatan bisa tumbuh seiring waktu.

Ekspektasi: Kunci Harmoni dan Kesuksesan

Kisah Jun Kook, Ed Sheeran, Lisa, Daniel, Mia, dan Alex memberi kita pelajaran penting bahwa ekspektasi bukan sekadar harapan, tetapi lensa yang menentukan bagaimana kita memandang hidup. Dalam jangka pendek, ekspektasi yang sehat membantu kita menemukan kebahagiaan. Dalam jangka panjang, ekspektasi yang terkelola baik membuka jalan menuju pertumbuhan dan kesuksesan.

Bagi bangsa Indonesia, terutama di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, pengelolaan ekspektasi masyarakat menjadi kunci untuk menyelaraskan harapan besar publik dengan realitas kebijakan. Dengan ekspektasi yang dikelola secara bijak, masyarakat dapat mendukung kebijakan pemerintah secara lebih konstruktif, menciptakan stabilitas yang diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi dan sosial.

Akhirnya, seperti kata Ed Sheeran, "Kesederhanaan adalah kebahagiaan." Dan seperti Jun Kook yang belajar dari tekanan dunia, mengelola ekspektasi adalah seni untuk menemukan harmoni---baik dalam hidup pribadi maupun kehidupan sebuah bangsa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun