Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Takdir sebagai Formalisme Matematis Sistem Kompleks Adaptif

19 November 2024   10:03 Diperbarui: 7 Desember 2024   18:29 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik."

Penggabungan teologi Islam, filsafat modern, dan sains dalam sistem dinamis memberikan cara pandang baru yang menekankan pentingnya usaha, pengakuan terhadap keterbatasan manusia, dan penerimaan terhadap ketentuan ilahi sebagai bentuk keseimbangan kehidupan. Hidden Variabel bukan hanya menjaga keseimbangan ini, tetapi juga menjadi pengingat akan kuasa Allah dalam mengatur segala sesuatu di luar jangkauan pemahaman manusia.

Kesimpulan 

Konsep takdir dalam Islam, kebebasan kehendak dalam filsafat dan sains modern, serta manipulasi rezeki dalam kehidupan sehari-hari dapat dipahami melalui lensa sistem dinamis dan matematis. Dalam kerangka ini, takdir bukanlah sesuatu yang mutlak tak dapat berubah, melainkan sesuatu yang dipengaruhi oleh interaksi antara konstanta ilahi, parameter yang dapat diubah oleh manusia, dan koefisien yang mencerminkan besarnya pengaruh usaha manusia terhadap takdirnya. Ini memberikan pemahaman yang lebih holistik tentang takdir sebagai sistem yang dinamis, di mana kebebasan kehendak manusia memainkan peran penting dalam menentukan hasil akhirnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun