Baik h maupun c adalah konstanta, maka lebih lanjut f = m yaitu di mana frekuensi bisa setara dan terhubung dengan massa.
Di level kuantum, foton dihasilkan oleh electromagnetic field dan radioaktif decay, sementara di level relativitas umum foton dihasilkan dari supernova. Foton juga membawa informasi semesta dan mengalami pergeseran merah searah dengan percepatan perluasan semesta.
Ketika kita dapat menemukan formalisme matematis yang menghasilkan kesetaraan f = m, maka kita bisa memproduksi gambaran dan narasi yang fasih tentang apa yang terjadi pada saat Big Bang dan titik terdalam dari lubang hitam.
Bisa jadi di titik terdalam lubang hitam dan Big Bang segala sesuatunya ada dalam bentuk frekuensi. Pada titik ini teori string menemukan momentum dukungannya. Segala sesuatunya adalah vibrasi dan osilasi frekuensi yang berbeda. Setiap frekuensi mewakili medan kuantum dan partikel elementer yang berbeda.Â
Formalisme f = m sebagai turunan dari foton menjadi penting karena sifat foton yang secara luas berinteraksi dengan semua partikel elementer dan gaya fundamental yang ada.
Foton berinteraksi depan gravitasi melalui gravitational lensing, kemudian interaksi foton dengan boson lain seperti boson w-z adalah kesatuan gaya yang sama dalam bentuk gaya electroweak.
Sementara interaksi foton dengan gluon pada inti atom menghasilkan pasangan partikel quark-anti quark.
Semua interaksi ini memperkuat hipotesis bahwa foton bisa menjelaskan dan menghubungkan interaksi di level medan kuantum dan relativitas umum.
ER = EPR
Diduga lubang cacing dan entanglement adalah dua manifestasi yang berbeda dari satu fenomena yang sama. Di mana entanglement terhubung oleh lubang cacing, dalam arti informasi kuantum disalurkan melalui lubang cacing.
ER dipersamakan dengan EPR karena keduanya memiliki persamaan dalam hal dua kondisi yang saling terhubung di mana salah satu kondisi akan memengaruhi kondisi lainnya sehingga kedua kondisi itu tidak dapat dipisahkan dan, lebih lanjut memungkinkan transfer informasi dengan cepat.