Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ini Alasan Kenapa Seharusnya Semesta Tidak Bisa Terbentuk

14 Juli 2024   18:56 Diperbarui: 23 Juli 2024   02:08 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kita boleh saja berfantasi bahwa pada saat terjadi cosmic perturbation itu ada figur mitologi yang kurang kerjaan menjentikkan jarinya secara lembut ke ruang-waktu yang baru saja terbentuk.

5. Asimetri matter dan antimatter.

Dalam mekanika kuantum, hasil dari eksperimen kita pada kondisi fisika energi tinggi di LHC, kita tahu ada simetri antara matter dan antimatter yang menyebabkan terjadinya proses nihilisasi tanpa henti. Matter dan antimatter bisa terbentuk secara bersamaan. Kemudian hilang pula secara bersamaan. Dalam kondisi seperti ini materi stabil tidak mungkin terbentuk sehingga semesta dengan segala isinya tidak mungkin juga bisa terbentuk.

Sepertinya antimatter dipisahkan jauh dari matter sehingga posisi nihilisasi tidak bisa terbentuk. Simetri langsung yang menyebabkan nihilisasi digantikan dengan simetri yang mengikuti asas pengungkit. Dalam lavarage mechanism tersebut, keseimbangan dan simetri tidak terjadi pada kesamaan jumlah besaran massa matter dengan antimatter, tapi dari keseimbangan antara massa dengan perkalian variabel tertentu yang belum diketahui.

Tanpa adanya external force yang menjalankan pemisahan matter dengan antimatter dan mencegah proses nihilisasi matter-antimatter terus berlangsung, maka semesta tidak bisa terbentuk. Kehadiran external force pada tahap ini adalah sebuah keharusan.

Dalam fantasi kita, suatu figur mitologi yang kelelahan setelah pertarungan dengan figur mitologi lainnya secara tidak sengaja meletakkan matter yang berhasil direbutnya pada satu ujung papan jungkit dan antimatter pada ujung lainnya papan jungkit tersebut. Iseng banget sih ya dia.

6. Dual Arrow of Time: Entropy vs Complexity.

Dalam kehidupan sehari-hari kita melihat ada kekuatan besar yang menyusun segala suatu menuju kompleksitas, dan ada juga kekuatan destruktif yang menghancurkan kompleksitas menjadi bagian-bagian yang random dan disorder yang pada akhirnya meningkatkan entropy.  

Bahkan sering kali terjadi proses pembentukan kompleksitas terjadi dengan relatif sangat lambat, sedangkan proses destruktif justru berlangsung sangat cepat. Tapi proses destruktif tidak muncul bersamaan dengan proses konstruktif. Jika terjadi bersamaan, maka semesta akan tidak terbentuk atau selamanya kosong.

Terasa absurd atau di luar institusi kita jika kita berasumsi bahwa proses pembentukan semesta berlangsung mulus tanpa adanya gangguan proses destruksi sama sekali.

Menurut effective complexity Gell-Mann, kompleksitas tertinggi dicapai pada regularity tinggi dan randomness tinggi, sedangkan entropy tertinggi dicapai pada randomness tinggi dan regularity rendah. Jika demikian sebenarnya dalam kondisi effective complexity, maka suatu kompleksitas tidak akan tercapai karena regularity tinggi akan lenyap oleh dua faktor randomness yaitu randomness internalnya dan randomness eksternal dari mekanisme entropy.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun