Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tafsir Kosmologis Atas Surat At Takwir

11 Juli 2024   15:06 Diperbarui: 11 Juli 2024   16:36 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gravitasi kemudian mengamplikasi cosmic perturbation sehingga pembentukan partikel di wilayah-wilayah ini menjadi lebih cepat. Seiring waktu terbentuklah atom bebas, lalu unsur-unsur hidrogen, helium, dan oksigen. Reaksi fusi hidrogen menjadi helium menghasilkan bintang pertama dengan bantuan gravitasi.

Kemudian gravitasi mengikat bintang-bintang menjadi galaksi. Galaksi-galaksi membentuk galaksi cluster, cosmic web, dan great attractor.

Sementara wilayah ruang-waktu yang tidak mengalami cosmic perturbation, tarikan gravitasinya lemah dan tetap menjadi kosong. Kain ruang-waktu yang kosong itu karena dorongan dari dark energy terus mengembang seiring waktu dengan kecepatan yang terus meningkat.

Tarikan gravitasi dalam wilayah tertentu yang mengalami cosmic pertubation terus menarik materi ke dalam sehingga ketika batas tertentu kekuatannya mengalahkan dorongan dark energy.  

Ketika dorongan dark energy secara lokal semakin lemah, dan perluasan semesta secara lokal terhenti,  maka sebagai akibatnya gravitasi semakin besar, materi dan radiasi semakin menggumpal, dark matter semakin besar dan berat, jangkauan dark matter semakin jauh, dan galaksi-galaksi semakin mendekat, kemudian bertabrakan.  

Jika proses tabrakan galaksi itu berlangsung lambat, maka yang terjadi adalah proses penggabungan galaksi berlangsung secara soft dan smooth  membentuk galaksi yang lebih besar secara konstruktif.

Tapi jika tarikan dark matter dan gravitasi sudah sangat besar di mana sedari awal cosmic perturbation sudah besar dan teramplifikasi secara cepat pada wilayah tertentu tersebut, maka proses tabrakan antar galaksi adalah proses destruksi yang menghancurkan bintang-bintang. Pada proses ini matahari dan tata surya lah yang pertama kali hancur.

Kehancuran matahari atau bintang pada proses pertama ini selaras dengan kehancuran matahari sebagaimana disebut pada ayat pertama dalam surat at Takwir.

Selanjutnya proses tabrakan galaksi menjadi semakin lumrah dan cepat, sehingga proses konstruksi telah berubah sepenuhnya menjadi proses destruksi. Galaksi-galaksi hancur secara masif.

Inilah fragmen kedua dari proses kehancuran semesta. Proses ini identik dengan ayat kedua surat at Takwir. Ayat kedua itu dan fragment kedua kehancuran semesta ini klop atau click satu sama lain.

Sementara jika pada wilayah-wilayah tertentu yang kepadatan materi, radiasi, gravitasi, dan dark matter-nya tinggi proses ekspansi semesta berhenti, maka wilayah-wilayah ruang-waktu lainnya yang kosong dan proporsinya dominan terus mengembang akibat dorongan dark energy.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun