Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Seni

Menikmati Estetika Realitas Kuantum dengan Rasa Spiritual

24 Juni 2023   04:03 Diperbarui: 30 Juni 2023   13:02 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua entitas-entitas kuantum itu sepenuhnya tidak bermassa karena dipengaruhi entitas-entitas kuantum imajiner yang bisa muncul begitu saja dari ruang vakum dan memperoleh energi darinya, jika tidak ada hadir partikel boson yang bernama Higgs Boson. Allah menghadirkan entitas Higgs Boson ini untuk memberikan massa pada entitas-entitas kuantum lainnya. Sungguh kreasi yang luar biasa.

Tapi nanti dulu. Seperti biasa, Allah selalu saja menyediakan kekecualian. Ada partikel yang  tidak terpengaruh oleh Higgs Boson. Ada photon yang tidak bermassa. Ada juga neutrino yang berperilaku seperti hantu karena jumlahnya banyak, ada di mana-mana, dan mampu menembus materi. Keren banget.

Kemampuan entitas-entitas kuantum untuk menembus hambatan energi dan massa biasa kita sebut tunnelling. Bertindak seperti hantu aja layaknya. Sungguh tidak masuk akal sebenarnya, tapi ini realita. Menakjubkan sekali.

Rasa spiritual kita bertambah menyaksikan bahwa setiap entitas kuantum itu unik. Setiap entitas kuantum memiliki sifat, predikat, spin, dan posisi yang berbeda-beda. Tidak satupun yang memiliki kondisi yang persis sama. Ahli fisika biasa menyebutkan ini sebagai Larangan Pauli.

Ketika kita mencoba menentukan posisi entitas kuantum secara presisi, kita tidak dapat mengukur momentumnya secara tepat. Begitu juga ketika kita mengukur momentumnya secara tepat, posisi pastinya tidak dapat ditentukan secara presisi. Sungguh sangat membingungkan dan luar biasa. Kita namakan fenomena ini sebagaimana nama penemunya sebagai Prinsip Ketidakpastian Heisenberg.

Terakhir, ini merupakan puncak dari rasa spiritual kita atas realitas kuantum adalah bahwa semua itu diatur oleh rumus-rumus yang sederhana. Perhatikan bahwa rumus dalam Mekanika Kuantum yang disebut sebagai Model Standar Fisika Partikel terdiri atas operasi matematika sederhana seperti perkalian, penjumlahan, dan pengurangan, serta sedikit pembagian. Tapi rumus-rumus sederhana itu mengandung turunan dan perhitungan yang rumit. Jika tidak kuat, lebih baik menghindari terlibat dalam perhitungan Mekanika Kuantum.  Kok bisa ya kerumitan dirumuskan sesederhana itu? Kita bukan saja takjub kepada realitas kuantum yang telah Allah ciptakan dengan semua keajaiban yang ada padanya, juga kepada orang-orang hebat dan genius yang Allah hadirkan untuk mengungkapkan rahasia-rahasia dunia kuantum. Sungguh Allah  Maha Besar, Maha Kuasa.

Penutup

Kita perlu keluar sebentar dari penjara dunia materi, paham materialisme, dan kenikmatan material kepada kenikmatan estetis, etis, dan spiritual. Dunia materi adalah penjara yang menghalangi kita menemukan kedalaman makna dan kenikmatan rasa, sehingga dalam menikmati pesona materi kita seperti burung yang terbang dengan satu sayap. Kepayahan, kelelahan, dan "tidak penuh". Detik demi detik adalah kesibukan menunggu kebosanan, kefanaan, dan kerusakan fisik datang.

Fisika dan sains secara materi tidak bisa memberi kita kedalaman makna. Pencarian makna memang bukan tugas sains. Akibatnya kita kehilangan rasa. Seperti makanan di meja makan yang jika dinikmati secara materi saja membuat kita gagal menangkap keindahan warna, komposisi, aroma, rasa, dan manfaat, serta relasi sosial dan peradaban dari makanan tersebut.

Di samping bisa dinikmati dari sisi materialis, ternyata fisika pun dapat kita nikmati keindahannya dari sisi rasa etis, rasa estetis, dan rasa spiritual.

Tuhan dalam bahasa Arab disebut sebagai ilah yang berarti hakikat tertinggi yang dijadikan acuan atau standar kehidupan seseorang. Ilah tidak melulu berarti Tuhan personal atau Tuhan pribadi, tapi bisa juga paradigma, mindset, worldview, isme, filsafat, pendekatan sains, dan way of life. Fisika bisa jadi adalah ilah bagi sebagian orang. Demikian juga dengan sains. Sehingga segala sesuatu dipandang dan ditafsirkan semata dari kacamata fisika. Tapi bagi sebagian orang lainnya menjadikan fisika dan sains sebagai ilah adalah kekanak-kanakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun