Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Evolusi Biologi: Diskrit atau Kontinyu

13 Februari 2022   16:54 Diperbarui: 5 Juni 2022   13:50 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Level Substansi Genetik yang tergambar dari struktur dan konten genetik yang dimiliki. Perubahan fisiologis, dan morpologis yang terjadi pada species tidak bisa keluar dari struktur genetikanya.

3. Level Daya Dukung Lingkungan berupa rantai makanan dan ekosistem pendukungnya.

Lele bisa menghilangkan fungsi penglihatannya sebatas fungsi itu ada dalam optimasi dirinya, tersimpan dalam DNA informasinya, dan ada cukup makanan di dalam gua, juga tidak adanya pemangsa.

Hal serupa juga terjadi pada jerafah dan kupu-kupu. Suatu species tidak leluasa berubah jadi species apa saja secara arbitrary.

Darwin dan kebanyakan Ahli Evolusi berasumsi bahwa evolusi adalah sebuah proses kontinyu, sehingga menggambarkan proses evolusi sebagai sebuah pohon yang ada pokoknya dan  terus bercabang terus menerus tanpa henti. Eksistensi yang ada sekarang bisa diurut tanpa putus kepada species yang lebih sederhana dan serupa di masa lalu.  

Tapi hambatan pada level optimasi, level substansi genetika, dan level daya dukung lingkungan membawa kita kepada pemahaman bahwa evolusi merupakan suatu proses diskrit. Sehingga ada beragam jalan bagi kemunculan suatu species. Suatu species tidak secara linear dan tanpa putus terhubung dengan mahluk yang ada sebelumnya. Kesimpulan ini membawa kepada kemungkinan suatu species muncul begitu saja secara tiba-tiba.

Sekalipun populasi suatu species berhasil mengoptimalkan fungsi suatu organ ataupun menumbuhkan suatu organ baru ada ketidakpastian atau unsur probalitas kemampuan atau organ baru itu akan diwariskan.

Level optimasi, level substansi genetika, dan level daya dukung lingkungan bukan saja mengarahkan evolusi sebagai suatu proses diskrit, tapi membawa konsekuensi deterministik bahwa bentuk dan laju evolusi dapat ditentukan dan diprediksi.

Kesimpulan diskrit, deterministik, dan "kemunculan tunggal" di tengah dunia sains yang dipenuhi dengan kerangka berpikir yang relativistik, probabilistik, dan evolutif akan membakar penolakan, pengingkaran, dan apriori.

Bahan bacaan; 

https://phys.org/news/2022-06-evolutionary-trees-wrong.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun