Mohon tunggu...
Asep Saepul Adha
Asep Saepul Adha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Senang membaca dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wudhu dan Israk Mi'raj, Kaitan Spiritual yang Mendalam

27 Januari 2025   07:10 Diperbarui: 27 Januari 2025   07:52 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dibuat dengan Canva (dokpri)

Ibnu Rajab: "... Wudhu adalah perangai Iman (khishaalul iimaan) yang berarti membersihkan dan menyucikan zahir, sedangkan separuh iman yang lain adalah membersihkan dan menyucikan batin"

Tanggal 27 Rajab merupakan hari yang diakui oleh umat Islam sebagai momen bersejarah, yaitu terjadinya peristiwa Israk dan Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Dalam peristiwa yang penuh keajaiban ini, Nabi Muhammad SAW diperjalankan oleh Allah SWT dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di Palestina (Israk), kemudian naik ke Sidratul Muntaha di langit untuk menerima perintah shalat lima waktu (Mi'raj). 

Karena peristiwa luar biasa ini terjadi pada bulan Rajab, banyak umat Muslim yang memperingatinya dengan mengadakan kegiatan khusus yang dikenal sebagai Rajaban. Dalam tradisi ini, umat Islam mengenang perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW sekaligus mengambil hikmah dan pelajaran dari keagungan peristiwa tersebut. Rajaban menjadi momen untuk memperdalam keimanan dan meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT.

Allah SWT. menyampaikan perintah shalat kepada Nabi Muhammad SAW. tidak melalui malaikat Jibril a.s., Allah memanggil utusan-Nya untuk mengadap langsung kepada-Nya. Ini menandakan betapa pentingnya ibadah shalat. Karena pada peristiwa Israk Mi'raj, tanggal 27 rajab ini mulai diperintahkannya shalat, maka tidak berlebihan apabila ada yang menyebutnya sebagai hari Super Sopar (Surat Perintah Solat Pardu).

Allah SWT memberikan perintah shalat kepada Nabi Muhammad SAW dengan cara yang istimewa dan berbeda dari wahyu lainnya. Perintah ini tidak disampaikan melalui Malaikat Jibril a.s., melainkan Allah langsung memanggil utusan-Nya untuk menghadap kepada-Nya dalam peristiwa luar biasa, yaitu Israk dan Mi'raj. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya ibadah shalat dalam kehidupan seorang Muslim. 

Pada peristiwa Israk dan Mi'raj yang terjadi pada tanggal 27 Rajab, Allah SWT menetapkan kewajiban shalat lima waktu bagi umat Islam. Karena begitu pentingnya perintah ini, sebagian orang menyebut momen ini sebagai Hari Super Shafar (Surat Perintah Shalat Fardu). Sebutan ini menggambarkan betapa istimewanya hari tersebut sebagai awal mula ditetapkannya shalat sebagai kewajiban utama yang menjadi tiang agama dan pondasi utama dalam hubungan seorang hamba dengan Allah SWT.

Shalat adalah Mi'rajnya Orang Mukmin

Jika Nabi Muhammad SAW diberi kehormatan menjalani perjalanan mi'raj menuju Allah SWT di Sidratul Muntaha, maka umatnya pun memiliki kesempatan untuk melakukan mi'raj dalam bentuk yang berbeda, yakni melalui shalat. Shalat menjadi sarana istimewa bagi seorang mukmin untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Seolah-olah, dengan melaksanakan shalat, seorang hamba "terbang tinggi" dalam perjalanan spiritualnya, menghadap langsung kepada Sang Pencipta dengan penuh kekhusyukan dan ketundukan.

Dalam sebuah hadits disebutkan, "Ash-sholaatu mi'rajul mukminiin", yang berarti Shalat itu adalah mikraj bagi orang-orang yang beriman. Menurut laman www.bankmuamalat.co.id, mi'raj diartikan sebagai perjalanan spiritual menuju langit hingga mencapai Sidratul Muntaha. Jika kita memahami makna ini, maka dapat dikatakan bahwa seorang mukmin yang melaksanakan shalat seolah-olah sedang menjalani mi'raj, seperti yang dilakukan Nabi Muhammad SAW, untuk menghadap Allah SWT.

Wudhu, Persiapan Spiritual Sebelum Berjumpa Allah

Wudhu adalah salah satu bentuk ibadah yang merupakan syarat sahnya shalat. Ia menjadi gerbang pertama yang membuka jalan menuju kehadiran seorang hamba di hadapan Allah SWT. Dalam Islam, wudhu bukan hanya tentang membersihkan tubuh, tetapi juga menyucikan jiwa, mempersiapkan hati untuk bersimpuh dalam kekhusyukan.

Dalam beberapa hadits dan sering disampaikan oleh para penceramah, terdapat kisah luar biasa yang terjadi sebelum dimulainya perjalanan Israk dan Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Malaikat Jibril a.s. dan Mikail a.s. melakukan operasi pembedahan dada Nabi. Hati beliau dikeluarkan, dicuci dengan air zam-zam sebanyak tiga kali, lalu diisi dengan hikmah, keimanan, dan kebijaksanaan yang mendalam. 

Peristiwa ini dapat diibaratkan sebagai fragmen awal yang penting, layaknya pembukaan adegan dalam sebuah cerita besar, sebelum memasuki inti perjalanan Israk dan Mi'raj yang sebenarnya. Pembersihan hati ini melambangkan persiapan spiritual Nabi Muhammad SAW untuk menghadapi pengalaman agung yang tidak pernah dialami oleh manusia sebelumnya, bertemu langsung dengan Allah SWT di Sidratul Muntaha dan menerima perintah shalat lima waktu untuk umatnya. Peristiwa ini menjadi simbol dari kesucian dan keagungan misi yang diemban oleh Rasulullah SAW.

Karena itulah, menjadi sangat wajar jika sebelum shalat diwajibkan berwudhu terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar seorang hamba berada dalam keadaan suci saat berdiri di hadapan Sang Pencipta. Dalam kehidupan sehari-hari pun, ketika hendak menemui seseorang yang dihormati, kita cenderung mempersiapkan diri dengan membersihkan tubuh dan berpakaian rapi. Maka, tentu lebih penting lagi untuk menjaga kesucian dan kebersihan ketika akan menemui Allah SWT dalam ibadah shalat.

Betapa pentingnya berwudhu saat melakukan ibadah shalat, terbukti dari sabda Nabi Muhammad SAW tersebut, yang dikutip dari hadits riwayat Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Tirmidzi, "Allah tidak menerima salat salah seorang di antara kamu sampai ia berwudhu"

Keutamaan Berwudhu

Berwudhu bukan sekadar ritual menyucikan diri sebelum beribadah, melainkan juga sebuah amalan yang penuh keutamaan. Bagi mereka yang berwudhu sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW, keutamaan besar menanti mereka, sebagaimana dijelaskan dalam berbagai hadits beliau.

Salah satu keutamaan wudhu adalah penghapusan dosa. Rasulullah SAW bersabda bahwa setiap kali seorang Muslim membasuh anggota tubuhnya saat berwudhu, dosa-dosa kecil yang telah dilakukannya akan berjatuhan bersama tetesan air yang mengalir. Setiap basuhan, baik pada wajah, tangan, kepala, maupun kaki, menjadi sarana untuk membersihkan diri dari dosa-dosa yang melekat pada anggota tubuh tersebut.

Wudhu bukan hanya menyucikan secara lahir, tetapi juga secara batin. Ia menjadi pengingat bahwa kebersihan adalah bagian dari iman, dan setiap langkah menuju kesucian adalah bagian dari upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan berwudhu, seorang Muslim tidak hanya mempersiapkan dirinya untuk shalat, tetapi juga untuk meraih ampunan dan rahmat-Nya.

Penutup

Dengan wudhu yang sempurna, seorang Muslim akan berdiri di hadapan Allah dalam shalat dengan hati yang lebih bersih, pikiran yang lebih fokus, dan jiwa yang lebih dekat dengan-Nya. Wudhu adalah cerminan kebersihan lahir dan batin yang menjadi kunci diterimanya ibadah. Sebuah simbol bahwa sebelum menghadap Allah, seorang Muslim terlebih dahulu membersihkan dirinya dari noda dunia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun