Dari Ladang ke Hati, Kisah Cinta dengan Kembang Turi
Salah satu flora unik yang banyak ditemukan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, adalah kembang turi, atau dalam bahasa ilmiah dikenal sebagai "Sesbania grandiflora." Tanaman ini memiliki bunga-bunga besar yang mencolok dan berwarna merah dan putih. Bentuknya yang menarik seperti kupu-kupu menambah daya tariknya dan membuat orang takjub. Kembang turi memiliki banyak nilai budaya dan manfaat, bukan hanya tanaman hias di pekarangan.
Melihat pohon turi yang sedang berbunga lebat, kenangan beberapa tahun lalu kembali terlintas di benak saya. Ada sesuatu tentang keindahan bunga turi yang sederhana namun memikat, yang membawa saya pada momen-momen tak terlupakan di masa lampau.
.......
Pada suatu hari di tahun 1998, saya mendapat undangan untuk menghadiri rapat di Koperasi Kredit Himpunan Usaha Bersama (Kopdi HUB). Agenda rapat tersebut adalah membahas persiapan Rapat Anggota Tahunan (RAT). Suasana rapat terasa intens dan penuh dinamika; diskusi serta tanya jawab berlangsung tanpa henti. Wajar saja, RAT kali ini memiliki arti penting karena rencananya akan dihadiri oleh Bupati. Oleh karena itu, setiap detail persiapan harus dipastikan matang dan sempurna.
Rapat masih berlangsung, tetapi waktu Dzuhur telah tiba. Dengan penuh kesadaran akan pentingnya menjaga waktu ibadah, rapat pun diskors untuk ishoma, yakni istirahat, sholat, dan makan. Saya bersama Pak Sadji segera beranjak menuju mushola untuk menunaikan sholat Dzuhur, mencari ketenangan di tengah kesibukan hari itu.
Selepas Dzuhur, kami menuju ruang makan yang sudah dipenuhi aroma sedap. Di meja, tersaji nasi lengkap dengan aneka lauk pauk yang menggugah selera. Namun, perhatian saya tertuju pada satu hidangan yang tampak asing, sesuatu yang belum pernah saya lihat apalagi mencicipinya sebelumnya.Â
Dengan rasa penasaran, saya bertanya kepada Pak Sadji, "Pak, ini pecel apa?" Sambil tersenyum, beliau menjawab, "Ini pecel kembang turi putih, Mas." Jawaban itu membuat saya semakin penasaran untuk mencobanya.
Dengan rasa penasaran yang membuncah, saya mengambil sedikit pecel kembang turi ke piring saya. Duduk di samping Pak Sadji, saya mulai menikmati hidangan yang terlihat sederhana namun menggugah selera ini. Begitu sendok pertama masuk ke mulut, lidah saya langsung merespons.Â
Rasanya sungguh mak nyus, dengan sentuhan sedikit pahit yang justru memberikan keunikan tersendiri. Saya pun makan dengan lahap, menikmati setiap suapan. Bahkan, tak tahan untuk menahan diri, saya mengambil tambahan pecel kembang turi itu untuk kedua kalinya.
......
Sejak saat itu, saya mulai sering menikmati hidangan pecel dan sayur kembang turi. Keunikan rasanya membuat saya jatuh cinta pada masakan ini. Namun, agar tidak kesulitan mencari bahan dasar setiap kali ingin memasaknya, saya memutuskan untuk menanam pohon turi sendiri. Dengan begitu, saya bisa menikmati kembang turi segar kapan saja, langsung dari halaman rumah.
Menanam pohon turi sebenarnya cukup mudah. Prosesnya dimulai dengan menggunakan buah turi yang sudah tua sebagai bibit. Bibit ini dikenal cepat tumbuh dan mampu beradaptasi dengan berbagai jenis serta kondisi tanah.Â
Namun, untuk memastikan pertumbuhannya aman dari gangguan hama, ada baiknya bibit tersebut terlebih dahulu ditanam di polybag kecil. Setelah tanaman mulai cukup besar dan kuat, barulah dipindahkan ke lahan yang lebih luas. Dengan cara ini, pohon turi dapat tumbuh subur dan sehat.
Kandungan Gizi dalam Kembang TuriÂ
Saya benar-benar salut dengan orang-orang dulu, nenek moyang kita. Meskipun mereka tidak bisa membaca atau menulis, pengetahuan mereka tentang kehidupan begitu mendalam. Mereka tidak bergantung pada buku atau tulisan, melainkan belajar langsung dari pengalaman sehari-hari. Pengamatan, praktik, dan kebijaksanaan yang mereka kumpulkan dari alam dan kehidupan nyata menjadi bekal mereka untuk bertahan dan menghadapi tantangan.
Pernahkah kita bertanya-tanya, apakah orang yang pertama kali mengolah kembang turi menjadi sayuran atau pecel sudah memahami kandungan gizinya? Kemungkinan besar, mereka hanya mengandalkan pengalaman dan naluri, tanpa pengetahuan ilmiah.Â
Baru pada zaman modern, kandungan gizi kembang turi mulai diteliti secara mendalam. Mungkin para ahli gizi merasa penasaran mengapa begitu banyak orang mengonsumsi kembang ini, sehingga mereka memutuskan untuk meneliti lebih lanjut. Hasilnya, kembang turi ternyata kaya akan nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh. Hal ini semakin menunjukkan betapa bijaksananya nenek moyang kita dalam memanfaatkan alam.
Melansir laman alodokter.com ternyata bahwa dalam kembang turi terdapat banyak nutrisi, seperti tanin, flavonoid, saponin, protein, fitosterol, dan vitamin C. Karena banyaknya nutrisi yang terdapat dalam kembang turi, yang menjadikannya begitu bermanfaat bagi siapa saja yang mengonsumsinya.
Mengenai manfaat secara detil, silahkan klik laman ini https://www.alodokter.com/kembang-turi-ketahui-9-manfaatnya-bagi-kesehatan.
Aneka Masakan Berbahan Kembang TuriÂ
1. Pecel Kembang Turi
Di rumah kami, pecel menjadi hidangan yang sering menghiasi meja makan. Namun, ada yang istimewa ketika pohon turi sedang berbunga lebat. Pecel yang biasanya disajikan berubah menjadi pecel kembang turi, dengan cita rasa khas yang selalu berhasil menggugah selera kami sekeluarga.
Menurut isteri saya, kalau mau membuat pecel kembang turi, bahan yang harus disediakan adalah:
40 kuntum kembang turi
2 buah Labu siam
1 buah Timun
1 mangkok Tauge
2 buah wortel
1 bungkus bumbu pecel/secukupnya
100 ml air panas utk seduh bumbu pecel/secukupnya
Bahan ini cukup untuk 4 porsi
Selanjutnya, isteri saya menyampaikan langkah-langkah sederhana untuk membuat pecel kembang turi yang lezat, yaitu:
- Siapkan bahan-bahan. Mulailah dengan menyiangi kembang turi, buang bagian bunga yang tidak diperlukan.Â
- Rebus kembang turi selama kurang lebih 3 menit saja agar teksturnya tetap renyah. Rebus juga sayuran lainnya sesuai selera, kecuali timun yang disajikan mentah.Â
- Siapkan bumbu pecel. Seduh bumbu pecel dengan air panas, aduk hingga tercampur rata. Sesuaikan kekentalan bumbu sesuai dengan selera Anda.Â
- Hidangan siap disajikan. Tata sayuran dan kembang turi di piring, lalu siram dengan bumbu pecel.
2. Tumis Bunga Turi Sederhana
Istri saya sering memasak tumis kembang turi untuk kami sekeluarga. Bahan dasarnya yang melimpah memudahkan kami menikmati hidangan ini kapan saja. Di sekitar rumah, ada beberapa pohon turi yang tumbuh subur di pinggir jalan dan kebun belakang. Ketika musim berbunga tiba, pohon-pohon tersebut seolah berubah warna, dipenuhi bunga putih yang memikat.Â
Pada saat itulah istri saya paling sering mengolah kembang turi menjadi masakan. Bahkan, tetangga-tetangga kami juga ikut memanfaatkan kembang turi ini, menciptakan aneka hidangan yang lezat dari keindahan alam tersebut.
Berikut adalah resep tumis bunga turi ala istri saya, yang selalu berhasil menghadirkan cita rasa sederhana namun istimewa di meja makan kami.
a. Bahan
250 gram bunga turi, siangi buang putiknya
100 gram ikan teri kering
3 siung bawang putih, haluskan
5 siung bawang merah, haluskan
7 buah cabai rawit, haluskan
Garam, secukupnya
Gula, secukupnya
Penyedap masakan, secukupnya
Minyak goreng, secukupnya
b. Cara Membuat
- Buang putik bunga (karena itu sumber rasa pahit), dan cuci bersih bunga turi dan teri.
- Rebus sebentar bunga turi hingga layu dan setengah matang, tambahkan sedikit garam saat merebusnya. Tiriskan. Merebus bunga turi bertujuan untuk mengurangi rasa pahit pada bunga turi.
- Panaskan sedikit minyak, tumis bumbu yang telah dihaluskan.
- Masukkan ikan teri ke dalam tumisan bumbu, aduk rata.
- Masukkan kembang turi ke dalam tumisan ikan teri, aduk rata.
- Tambahkan garam, gula dan penyedap masakan secukupnya.
- Cicipi (koreksi) rasa, angkat tumis bunga turi yang telah matang dan sajikan selagi masih hangat.
Ada banyak resep masakan berbahan dasar kembang turi yang dapat ditemukan di berbagai laman, blog, dan media daring. Semua resep itu mudah diakses dan bahkan bisa diunduh untuk dicoba di rumah. Namun, yang saya tulis di sini adalah resep istimewa yang sering dibuat dan disajikan oleh istri saya, resep yang telah menjadi favorit keluarga kami dan selalu menghadirkan kehangatan di meja makan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H