Mohon tunggu...
Asep Saepul Adha
Asep Saepul Adha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Senang membaca dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Harga Sebuah Pernikahan, antara Tradisi dan Realitas Ekonomi

28 November 2024   12:15 Diperbarui: 28 November 2024   18:47 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fokuskan di tengah, grup Musik pun gemerlap (Dokumentasi pribadi)

Ketika seseorang melakukan akad nikah (Ijab Qabul), maka setelahnya biasanya diadakan walimatul 'ursy. "Walimatul Ursy" berasal dari kata Arab "walimah", yang berarti "berkumpul", dan "ursy", yang berarti "pernikahan." Jadi, walimatul 'ursy adalah perayaan yang diadakan setelah pernikahan untuk merayakan dan mensyukuri nikmat yang diberikan Allah kepada pasangan mereka.

Walimatul 'Ursy, yang sejatinya merupakan anjuran mulia dari Nabi Muhammad SAW, kini seringkali berubah menjadi ajang penuh sensasi dan kemewahan. 

Padahal, tujuan awal dari acara ini adalah untuk berbagi kebahagiaan dengan sesama serta mengabarkan bahwa dua insan, yang sebelumnya tidak memiliki ikatan apa-apa, kini setelah ijab qabul resmi menjadi pasangan suami istri. 

Esensi sederhana dari syiar pernikahan ini kadang tersisihkan oleh gemerlap pesta, meninggalkan kita untuk merenungkan bagaimana menjaga keseimbangan antara tradisi, syariat, dan modernitas.

Anjuran Mengadakan Walimatul 'Ursy

Walimatul 'ursy, atau syukuran pernikahan, adalah tradisi yang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda, "Adakanlah walimah, walaupun hanya dengan seekor kambing." (HR. Al-Bukhari no. 5167, kitab an-Nikaah, dan Muslim no. 1427, kitab an-Nikaah)

Hadits ini menunjukkan pentingnya mengadakan walimah sebagai bentuk rasa syukur atas pernikahan yang telah berlangsung. Walimah tidak harus diadakan secara besar-besaran atau mewah, melainkan sesuai dengan kemampuan. 

Pesan ini mengajarkan bahwa esensi dari walimah adalah berbagi kebahagiaan dan keberkahan dengan keluarga, tetangga, dan masyarakat sekitar, sehingga mempererat tali silaturahmi.

Adat pesta pernikahan (walimatul 'ursy) di setiap daerah memiliki keunikan tersendiri yang mencerminkan identitas budaya masyarakatnya. Perbedaan ini terlihat dari cara penyelenggaraan hingga elemen yang dianggap wajib hadir dalam sebuah perayaan. 

Di beberapa daerah, sebuah pesta belum dianggap sah atau meriah tanpa kehadiran hiburan tertentu. Misalnya, di kalangan tertentu, hiburan seperti Orkes Melayu yang megah dan berbiaya tinggi menjadi simbol kemeriahan dan kebanggaan tersendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun