Tokoh ini biasanya diminta untuk menghitung dan menentukan hari baik untuk melangsungkan akad nikah sekaligus resepsi. Perhitungan ini didasarkan pada kepercayaan lokal, tradisi leluhur, atau bahkan perhitungan astrologi, dengan harapan agar acara pernikahan berlangsung lancar dan kehidupan pasangan pengantin kelak dipenuhi keberkahan.Â
Tradisi ini mencerminkan keyakinan mendalam akan pentingnya harmoni antara waktu, alam, dan peristiwa penting dalam kehidupan manusia.
Berbeda dengan masa lalu, zaman sekarang orang cenderung memiliki pendekatan yang lebih modern dalam menentukan tanggal pernikahan. Banyak yang memilih tanggal H berdasarkan aspek estetika atau keunikan, seperti tanggal cantik.Â
Misalnya, tanggal 11 Desember 2022 sering dianggap istimewa karena ketika ditulis dalam angka membentuk pola menarik, yakni 111222. Selain itu, ada pula yang memilih tanggal pernikahan bertepatan dengan hari lahir mereka sebagai simbol personal yang bermakna.Â
Pemilihan ini menunjukkan bahwa generasi masa kini lebih cenderung mengutamakan alasan emosional atau kepraktisan dibandingkan perhitungan tradisional, meski tetap menganggap tanggal sebagai elemen penting dalam merayakan momen istimewa.
Lain dengan daerah lain di Sumatera Selatan, menurut keterangan warga desa Muara Pinang Lama, Kecamatan Muara Pinang, Kabupaten Empat Lawang, tradisi menentukan hari H pesta pernikahan memiliki pendekatan unik yang berbeda dari daerah lain.Â
Keputusan ini sering kali didasarkan pada ketersediaan jadwal grup musik, seperti organ tunggal atau Orkes Melayu, yang akan mengisi hiburan di acara tersebut. Calon tuan rumah biasanya akan mengecek terlebih dahulu pada tanggal dan hari apa grup musik tersebut kosong.Â
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran hiburan dalam pesta pernikahan di daerah ini, di mana kehadiran grup musik menjadi salah satu elemen utama yang menandai kemeriahan acara dan menyatukan keluarga serta masyarakat yang hadir.
Berapa Orang yang TerlibatÂ
Pelaksanaan walimatul 'ursy biasanya melibatkan banyak orang, terutama di lingkungan masyarakat yang masih memegang teguh tradisi gotong royong. Di desa-desa di wilayah Kecamatan Air Kumbang, tradisi gotong royong dalam pelaksanaan walimatul 'ursy begitu kental terasa.Â
Hampir seluruh jiron atau tetangga ikut berperan aktif, mulai dari memasak hingga mempersiapkan berbagai kebutuhan acara. Jumlah orang yang rewang (istilah lokal untuk membantu di tempat hajatan) bisa mencapai 100-200 orang. Bahkan, jika yang mengadakan hajatan adalah seorang tokoh masyarakat, jumlah rewang bisa melonjak hingga 200-300 orang.Â