Mohon tunggu...
Asep Saepul Adha
Asep Saepul Adha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Senang membaca dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Harga Sebuah Pernikahan, antara Tradisi dan Realitas Ekonomi

28 November 2024   12:15 Diperbarui: 28 November 2024   18:47 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gemerlapnya acara  Walimatul 'Ursy (Dokumentasi pribadi)

Elemen hiburan ini sering kali dianggap sebagai bentuk penghormatan kepada tamu undangan sekaligus penegasan status sosial tuan rumah, menegaskan bahwa adat adalah perpaduan antara ekspresi budaya dan nilai-nilai lokal yang dijunjung tinggi.

Sejatinya, walimatul 'ursy tidak harus digelar dengan kemewahan atau pesta besar-besaran. Cukup dengan mengundang tetangga dan anak-anak yatim untuk makan bersama, tujuan utamanya sudah tercapai, yaitu mengumumkan bahwa pasangan pengantin tersebut telah resmi menikah. 

Dengan cara ini, masyarakat sekitar dapat mengetahui status baru pasangan tersebut, sehingga terhindar dari prasangka buruk atau kesalahpahaman. Sederhananya, walimah bukan sekadar perayaan, tetapi juga sarana untuk menjaga keterbukaan, kejujuran, dan keharmonisan dalam hubungan sosial.

Gemerlapnya acara  Walimatul 'Ursy (Dokumentasi pribadi)
Gemerlapnya acara  Walimatul 'Ursy (Dokumentasi pribadi)
Menentukan Hari "H" yang Rumit

Seperti halnya acara pernikahan pada umumnya, salah satu keputusan penting yang harus dibuat adalah menentukan tanggal hari H pernikahan. Di daerah Air Kumbang, Banyuasin, tradisi ini biasanya dilakukan bersamaan dengan prosesi lamaran. 

Dalam momen tersebut, kedua belah pihak, keluarga calon mempelai laki-laki dan perempuan, saling berunding untuk mencapai kesepakatan. Ada kalanya pihak laki-laki mengajukan usulan tanggal, namun tidak jarang mereka mengikuti keputusan pihak perempuan sebagai bentuk penghormatan. 

Tradisi ini mencerminkan nilai musyawarah yang kental dalam masyarakat setempat, di mana setiap keputusan penting diambil dengan melibatkan kedua keluarga besar demi kelancaran dan keberkahan acara pernikahan.

Namun, ada kalanya ketika pihak perempuan telah menentukan tanggal hari H, pihak laki-laki memberikan tanggapan yang berbeda. Mereka mungkin menyanggah keputusan tersebut dengan alasan bahwa hari yang dipilih dianggap kurang baik atau kurang sesuai menurut keyakinan mereka. 

Dalam situasi seperti ini, diskusi akan kembali dilakukan untuk mencari hari yang lebih cocok dan dianggap membawa keberkahan oleh kedua belah pihak. 

Tradisi ini menunjukkan betapa pentingnya harmoni dan kesepakatan dalam menentukan setiap detail pernikahan, karena keputusan ini tidak hanya menyangkut teknis acara, tetapi juga keyakinan dan harapan akan masa depan pasangan yang akan menikah.

Dalam proses menentukan hari H, dulu masyarakat Air Kumbang, termasuk mereka yang hingga kini masih memegang tradisi serupa, sering meminta bantuan seorang tokoh masyarakat atau seseorang yang dianggap memiliki kebijaksanaan dan pengetahuan khusus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun