Apa yang telah ditanamkan pada siswa baik itu pengetahuan, sikap, ataupun karakter, harus dirawat dengan baik. Kalau input siswanya pintar/cerdas (bagus) maka dibuatkan kelas akselerasi, dan bila input siswanya hanya rata-rata bahkan di bawah rata-rata maka ditambahkan dengan jam tambahan atau les.Â
Sebagaimana petani memberikan pupuk, membersihkan rumput liar yang bisa mengganggu pertumbuhan tanaman, dan tentu saja, menyiramnya agar tetap mendapatkan cukup air. Semua usaha ini dilakukan dengan harapan bahwa tanaman akan tumbuh sehat dan kuat.
Untuk merawat pengetahuan yang diberikan selama proses belajar, sekolah mengadakan berbagai kegiatan seperti les atau jam belajar tambahan dan penerbitan majalah dinding. Ini membantu siswa untuk memperdalam pemahaman mereka dan mengembangkan minat baca serta menulis.Â
Sementara itu, untuk merawat karakter yang ditanamkan selama proses belajar, sekolah melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler seperti Rohis dan Pramuka. Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk karakter siswa, mengajarkan nilai-nilai moral, kerja sama, dan kepemimpinan.Â
Semua upaya ini dilakukan dengan tujuan akhir memperoleh output siswa yang unggul, baik dari segi akademis maupun karakter.
5. Memanen
Memanen hasil adalah tahap akhir dari seluruh rangkaian proses bercocok tanam. Kegiatan ini sangat menyenangkan jika buah yang dihasilkan berkualitas baik. Namun, jika buahnya jelek, bukannya rasa senang yang didapat, melainkan rasa kecewa. Panen menjadi momen penentu yang mencerminkan hasil dari seluruh kerja keras yang telah dilakukan sebelumnya.
Demikian juga di dunia pendidikan, terdapat dua jenis masa panen. Pertama, panen semesteran yang dilakukan setiap akhir semester. Kedua, panen raya yang terjadi setelah enam tahun di jenjang SD dan tiga tahun di jenjang SMP, SMA, atau SMK.Â
Baik hasil panen semesteran maupun panen raya, kualitasnya sangat bergantung pada proses belajar mengajar serta bimbingan ekstrakurikuler yang telah diberikan sebelumnya. Hasil akhir ini mencerminkan seberapa efektif dan berhasilnya upaya pendidikan yang telah dilakukan.
Kesimpulan
Mendidik bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan secara mendadak. Mendidik harus direncanakan atau diprogramkan dengan baik. Sekolah membuat program dan rencana, begitu juga dengan guru yang menyusun program pengajaran mereka. Sekolah dan guru harus membuat rencana yang matang, karena sebagaimana jargon yang terkenal bahwa 'kalau gagal merencanakan, sama dengan merencanakan kegagalan'. Hanya dengan perencanaan yang terstruktur, tujuan pendidikan dapat tercapai dengan optimal.