Mohon tunggu...
Asep Saepul Adha
Asep Saepul Adha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Senang membaca dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Penulis Buku Mayor

4 Juli 2024   17:43 Diperbarui: 5 Juli 2024   09:30 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Flyer KBMN GEL. 31 Pertemuan Ke-20 (dokpri, credit to designer)

Menjadi Penulis Buku Mayor

Penerbit adalah bagian dari industri kreatif yang berorientasi pada profit. Di dalam penerbit, terdapat berbagai SDM kreatif yang berperan sebagai pendukung utama, termasuk penulis, editor, layouter, ilustrator, dan desainer grafis. Mereka bekerja sama untuk menghasilkan karya yang berkualitas dan menarik bagi pasar, sehingga dapat mendukung keberlanjutan bisnis penerbitan.

Dunia penerbitan bagaikan lautan luas dengan beragam jenis penerbit yang siap membantu para penulis dalam mewujudkan impian mereka untuk menerbitkan karya. Masing-masing jenis penerbit memiliki karakteristik, fokus, dan keunggulannya sendiri.

Menerbitkan buku sesungguhnya merupakan kegiatan penting dalam menyebarkan dan menjual ilmu pengetahuan. Melalui penerbitan buku, pengetahuan dan informasi yang berharga dapat diakses oleh lebih banyak orang, sehingga berkontribusi pada peningkatan wawasan dan pendidikan masyarakat luas.

Penulis dapat memilih apa pun yang mereka ingin tuliskan, tetapi penting untuk mempertimbangkan demografi pembaca utamanya. Buku tersebut tidak perlu ditulis jika tidak memiliki pembaca. 

Produk buku yang dijual di pasar terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

Buku teks

  • buku pelajaran (SD, SMP, SMA, SMK)
  • buku dikti (eksak, non eksak)

Buku non teks

  • buku fiksi (sastra, komik, anak)
  • buku non fiksi (anak, umum populer, komputer, hobi, agama)

Menjadi penulis membuka pintu menuju berbagai keuntungan, baik dalam hal finansial, karir, maupun kebutuhan batin. Bagi mereka yang memiliki passion untuk menulis, menuangkan ide dan gagasan ke dalam karya tulis kemudian karyanya diterbitkan oleh penerbit mayor, akan dapat mendatangkan banyak manfaat, yaitu

a. Peningkatan Finansial

  • Royalti: Setiap buku yang terjual, penulis akan mendapatkan royalti. Semakin banyak buku yang terjual, semakin besar pula penghasilan yang diperoleh.
  • Diskon pembelian langsung: Sebagai penulis, Anda berhak mendapatkan diskon untuk pembelian buku Anda sendiri, baik untuk keperluan pribadi maupun untuk keperluan promosi.
  • Seminar/Mengajar: Keahlian dan pengalaman Anda dalam menulis dapat dibagikan melalui seminar atau pelatihan menulis. Hal ini dapat menjadi sumber penghasilan tambahan.

b. Peningkatan Karir:

  • Kebutuhan Peningkatan Status Jabatan: Bagi para akademisi, publikasi buku dapat menjadi salah satu syarat untuk kenaikan pangkat atau jabatan.
  • Peluang Karir: Keahlian menulis yang baik dapat membuka peluang karir di berbagai bidang, seperti jurnalistik, copywriting, atau editor.

c. Kebutuhan Batin:

  • Buku sebagai Karya Monumental: Bagi banyak penulis, buku merupakan karya monumental yang akan dikenang sepanjang masa. Buku dapat menjadi wadah untuk menyampaikan ide, gagasan, dan pesan kepada khalayak luas.
  • Reputasi: Buku yang terpublikasi secara luas akan meningkatkan reputasi penulisnya. Penulis akan dikenal sebagai pakar di bidangnya dan dihormati oleh masyarakat.

Menjadi penulis tidak hanya memberikan keuntungan bagi diri sendiri, tetapi juga dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Buku yang ditulis dapat menjadi sumber informasi, edukasi, dan inspirasi bagi para pembacanya.

Bagi para penulis yang bercita-cita menerbitkan karyanya di penerbit mayor, memahami apa yang diinginkan penerbit menjadi kunci utama. Penerbit mayor tidak hanya mencari naskah yang ditulis dengan baik dan menarik, tetapi juga naskah yang memiliki potensi komersial yang tinggi.

Para penulis umumnya sudah familiar dengan rumus 5W+1H (What, When, Where, Who, Why, How) dalam menulis. Namun, untuk menembus gerbang penerbit mayor, dibutuhkan cara berpikir yang lebih mendalam. Kita perlu melampaui 5W+1H dengan menambahkan satu elemen penting: "How Much".

"How Much" dalam konteks ini merujuk pada potensi profit yang dapat dihasilkan oleh naskah. Penerbit mayor ingin memastikan bahwa naskah yang mereka terbitkan memiliki target pasar yang jelas dan berpotensi mendatangkan keuntungan.

Memasuki gerbang penerbit mayor bagaikan memasuki medan pertempuran bagi para penulis. Naskah mereka akan diuji dan dinilai dengan berbagai kriteria untuk menentukan kelayakannya untuk diterbitkan. Di balik proses seleksi yang ketat ini, terdapat sistem penilaian yang terstruktur dan terukur yang diterapkan oleh penerbit mayor.

Empat Pilar Penilaian:

Sistem penilaian naskah di penerbit mayor didasarkan pada empat pilar utama, dengan bobot yang bervariasi tergantung pada genre dan fokus penerbit:

  • Tajuk Rencana (Bobot +10%) merupakan ide sentral atau topik utama yang dibahas dalam naskah. Tajuk rencana yang menarik, orisinal, dan relevan dengan target pembaca akan mendapatkan nilai tinggi.
  • Peluang Potensi Pasar (Bobot: +50%-100%): Aspek ini menjadi penentu utama dalam penilaian naskah. Penerbit mayor ingin memastikan bahwa naskah yang mereka terbitkan memiliki potensi untuk laku di pasaran. Hal ini diukur dengan mempertimbangkan genre, tren pasar, target pembaca, dan strategi pemasaran yang diajukan oleh penulis.
  • Keilmuan (Bobot: +30%): Naskah yang ditulis dengan baik dan akurat secara keilmuan akan mendapatkan nilai tinggi. Hal ini terutama berlaku untuk naskah non-fiksi, di mana keakuratan informasi dan kredibilitas penulis menjadi faktor penting.
  • Reputasi Penulis (Bobot: +10%-100%): Reputasi penulis, baik dalam hal popularitas maupun prestasi, akan dipertimbangkan dalam penilaian naskah. Penulis yang telah memiliki nama besar di bidangnya tentu memiliki peluang lebih besar untuk diterbitkan.

Di balik seleksi ketat tersebut, terdapat pola naskah yang cenderung diterima dan dipublikasikan. Memahami pola ini dapat membantu penulis dalam meningkatkan peluang mereka untuk diterbitkan.

Ada empat kombinasi tema dan popularitas penulis:

  • Tema Tak Populer, Penulis Populer
  • Tema Populer, Penulis Populer
  • Tema Tak Populer, Penulis Tak Populer
  • Tema Tak Populer, Penulis Tak Populer

Dari keempat kombinasi tema tak populer dengan penulis tak populer sudah pasti tidak diterima. Penerbit mayor tidak melihat peluang keuntungan dari menerbitkan naskah dari penulis yang belum memiliki nama di industri penerbitan. Sedangkan kombinasi tema populer dengan penulis populer merupakan kombinasi yang paling ideal untuk menembus gerbang penerbit mayor.

Namun, perlu diingat bahwa kualitas naskah tetap menjadi faktor utama dalam penentuan penerbitan. Naskah dengan tema yang kurang populer pun dapat diterima jika memiliki kualitas yang sangat baik dan orisinalitas yang tinggi.

Kesimpulan 

Penerbit mayor bagaikan oase bagi para penulis yang ingin karyanya dinikmati khalayak luas. Bekerja sama dengan penerbit mayor menawarkan banyak keuntungan, salah satunya kemudahan dalam proses penerbitan. Penulis tidak perlu repot mengurus ISBN (International Standard Book Number) karena penerbit mayor sudah memiliki sistem yang terstruktur untuk memberikan ISBN pada setiap buku yang diterbitkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun