Mohon tunggu...
Asep Saepul Adha
Asep Saepul Adha Mohon Tunggu... Guru - Guru

Senang membaca dan suka menulis, olahraga favorit adalah Sepakbola

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tips dan Trik Membuat Pantun

6 Juni 2024   07:51 Diperbarui: 6 Juni 2024   08:09 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Flyer pertemuan ke-14 KBMN PGRI Gel. 31

Dijelaskan oleh pak Miftahul selaku narasumber, bahwa ada beberapa fungsi pantun yang sangat penting dalam budaya dan kehidupan sehari-hari:

  • Yang pertama, sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berpikir. Dengan memanfaatkan pantun, kita dapat melestarikan kekayaan kosakata serta struktur bahasa yang ada, sehingga bahasa tersebut tetap hidup dan berkembang seiring waktu.
  • Kedua, pantun melatih seseorang untuk berpikir tentang makna kata sebelum berujar. Ketika membuat atau menyampaikan pantun, seseorang harus mempertimbangkan dengan cermat pilihan kata dan makna yang ingin disampaikan. Hal ini membantu mengasah kemampuan berpikir kritis dan reflektif, serta meningkatkan kecermatan dalam berbicara.
  • Ketiga, pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berpikir dan bermain-main dengan kata. Dalam berpantun, diperlukan kemampuan untuk dengan cepat menemukan kata-kata yang sesuai dan menyusunnya menjadi bait yang bermakna. Ini menuntut kelincahan berpikir dan kreativitas tinggi, serta kemampuan berimprovisasi dengan bahasa.

Dengan demikian, pantun tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana pendidikan yang efektif dalam mengembangkan keterampilan bahasa, kemampuan berpikir, dan kreativitas.

Ciri-ciri pantun

Adapun ciri-ciri pantun yaitu sebagai berikut:

  • Satu bait terdiri atas empat baris.
  • Satu baris terdiri atas empat sampai lima kata.
  • Satu baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata.
  • Bersajak a-b-a-b.
  • Baris pertama dan kedua disebut sampiran atau pembayang.
  • Baris ketiga dan keempat disebut isi atau maksud.

Jadi, satu bait pantun terdiri atas empat baris. Kemudian, satu baris terdiri atas empat sampai lima kata. Untuk menjaga kerapian dan keteraturan, gunakan empat sampai lima kata per barisnya. Selanjutnya, satu baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata, yang memberikan ritme dan irama khas pada pantun.

Pantun juga memiliki pola sajak yang disebut a-b-a-b. Ini berarti bahwa baris pertama bersajak dengan baris ketiga, dan baris kedua bersajak dengan baris keempat. Pola sajak ini membantu dalam menciptakan harmoni dan keindahan dalam pantun.

Baris pertama dan kedua dalam pantun disebut sampiran atau pembayang. Sampiran ini biasanya berisi gambaran atau kiasan yang tidak langsung terkait dengan isi pantun, tetapi berfungsi sebagai pengantar. Sedangkan baris ketiga dan keempat disebut isi atau maksud, yang mengandung pesan atau makna utama dari pantun tersebut.

Dengan memahami ciri-ciri ini, kita dapat membuat pantun yang sesuai dengan kaidah tradisional, menjaga keindahan dan kekhasan dari bentuk puisi ini.

Apa itu rima dalam pantun?

Rima dalam pantun adalah pola bunyi yang muncul di akhir baris-baris pantun. Rima ini menciptakan keselarasan dan keindahan ketika pantun dibaca atau didengar. Dalam pantun, rima biasanya mengikuti pola a-b-a-b, di mana baris pertama bersajak dengan baris ketiga, dan baris kedua bersajak dengan baris keempat. Berikut ini adalah contoh pantun dengan pola rima a-b-a-b:

Makan nasi ditambah kerupuk kulit,

Paling lahap makannya di tepi sawah,

Membuat pantun memanglah sulit,

Jika diasah akanlah jadi mudah.

Perhatikan, ini adalah contoh pantun dengan rima atau bunyi akhir yang sama hanya di akhir baris, maka disebut dengan rima akhir. Rima ini penting untuk menunjukkan keindahan pilihan diksi serta kalimat dalam pantun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun