Belajar dari Air
Air adalah zat yang penting dan paling melimpah di Bumi. Secara kimia, air adalah senyawa yang terdiri dari dua atom hidrogen dan satu atom oksigen, di mana molekulnya memiliki rumus kimia H2O. Ini adalah komponen vital bagi kehidupan seperti yang kita kenal, diperlukan untuk hampir semua proses biologis dan keberlangsungan ekosistem.
Banyak kita jumpai peribahasa atau kata ungkapan yang mengandung kata "air" misalnya "Jalani masa hidupmu seperti air mengalir. Walau kadang tenang dan kadang deras, tetap bisa beradaptasi ke manapun arah alirannya.". Saya menemukan tidak kurang dari 45 ungkapan/peribahasa, ini menandakan bahwa kalau kita berpikir (mendalam) tentang air maka kita akan mendapatkan pelajaran darinya.Â
Mari kita belajar dari (sifat) air. Air memiliki sifat yang unik, diantaranya :
- Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah
- Bentuk air mesti sama dengan wadahnya
- Air kalau ditumpahkan akan menyebar kemana-mana
- Setelah ditumpahkan, kalau tidak bisa maju (menyebar) maka akan kembali mecari tempat yang rendah.
Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah
Sudah menjadi sunnatullah air itu akan mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Kalau air mau mengalir dari tempat yang rendah menuju ke tempat yang tinggi, maka ia perlu alat (mekanis) yang bisa mendorong atau menarik air tersebut.
Dalam Al-Qur'an Surah Al-Mu'minun (23:18):
Artinya : "Dan Kami turunkan air dari langit menurut ukuran tertentu, lalu Kami biarkan dia tinggal di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar mampu mencabutnya (menjadikan bumi kering) jika Kami menghendaki."
Mari kita belajar dari sifat air ini dalam menjalani hidup. Dalam kehidupan ini seharusnya orang yang berada (kaya) harus bisa berbagi kepada fakir dan miskin, baik berupa infak wajib) ataupun infaq sunnah.
Kita kadang nggak sadar bahwa yang memberi rizki itu adalah Allah, sehingga kita lupa untuk berbagi. Kalau kita panen, kita merasa bahwa panen itu adalah hasil kerja kerasnya tanpa ada campur tangan Allah dalam tanamannya. Kita lupa bahwa Allah telah berfirman dalam surat At Taubah (9:103)
Artinya : "Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui."
Kalau kita semua sudah menerapkan ini maka kecil kemungkinan ada anak terlantar
Seorang yang pintar/berilmu harusnya bisa berbagi kepada yang tidak berilmu/kurang pintar, sebagai pengamalan ilmunya yang dia miliki. Mengamalkan ilmu adalah sebagai bukti bahwa dia bersyukur atas ilmu yang dimilikinya, sebab ia berilmu karena telah ditakdirkan Allah ia'berilmu'.Â
Berilmu atau tidak (pintar atau bodoh) adalah takdir dari Allah. Bodoh dan pintar termasuk takdir mu'allaq (takdir yang dapat dirubah oleh do'a dan usaha manusia). Orang tidak akan tetap dalam kebodohan bila dia berusaha mencari ilmu (belajar) dan berdo'a agar dia agar dia 'berilmu'.
Mari kita berbagi (harta dan ilmu) kepada siapa saja yang membutuhkan, sebagaimana air yang pintar berbagi mencari tempat yang rendah. Jadilah manusia yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya, ingat kata nabi "khoirunnaasi 'anfa'uhum linnaas".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H