Pengertian Restitusi
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004).
Tujuan Restitusi
Restitusi membantu murid menjadi lebih memiliki tujuan, disiplin positif, dan memulihkan dirinya setelah berbuat salah. Penekanannya bukanlah pada bagaimana berperilaku untuk menyenangkan orang lain atau menghindari ketidaknyamanan, namun tujuannya adalah menjadi orang yang menghargai nilai-nilai kebajikan yang mereka percayai.
Ciri-ciri Restitusi
Restitusi dianggap mempu memecahkan masalah peserta didik, karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Restitusi bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari kesalahan
Restitusi memperbaiki hubungan
Restitusi adalah tawaran, bukan paksaan
Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri
Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari Tindakan
Restitusi diri adalah cara yang paling baik
Restitusi fokus pada karakter bukan Tindakan
Restitusi menguatkan
Restitusi fokus pada solusi
Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada kelompoknya
Segitiga restitusi adalah suatu proses dialog yang dijalankan oleh guru atau orang tua agar dapat menghasilkan murid yang mandiri dan bertanggungjawab.
Sera datang terlambat datang ke sekolah sekitar pukul 07.45 pagi, padahal di sekolah mulai masuk pada pukul 07.15. Dari kejauhan guru melihat sera masuk kelas terburu-buru, akhirnya sera ditegur oleh guru.
Guru : Sera
Sera : baru mulai masuk kelas terburu (sambil tepung jidat)
Sera : Selamat pagi pa
Guru : Selamat pagi sera
Sera: maaf pa saya terlambatÂ
Guru : Sekolah masuknya jam 7.15 sekarang sudah jam 7.45 jadi sekarang bagimana ini sera?
Sera : Maaf pa saya bangun terlambat.
Guru : baiklah menurut kamu, Â keyakinan sekolah yang mana yang perlu kamu tingkatkan?
Sera : menghargai diri sendiri dan orang lain, mungkin ya pa?
Guru : Setuju. Jadi apakah sera meyakini prinsip saling menghormati tersebut?
Sera : iya pa, saya meyakini.
Guru : Apakah sera bersedia memperbaika masalah keterlambatan ini?
Sera : bersedia pa
Guru : Bagaimana kamu akan memperbaiki masalah keterlambatan ini?
Sera : Saya mencoba untuk bangun lebih awal, dan pasang alarem di HP
Guru : Baik, kalau sera tidak bangun juga, kira-kira apakah ada yang bisa membantu membangunkan sera?
Sera : Ada pa, kaka saya
Guru : siapa lagi ?
Sera :selain Kaka saya, ada Ibu saya
Guru : baik, jadi yang membangunkan kamu sera adalah kaka kamu dan ibu mu, kira-kira kapan  mulai memberi tahu kaka kamu dan ibu mu untuk tidak lupa membangunkan kamu ya sera?
Sera : setelah pulang sekolah, akan saya sampaikan ke kaka saya dan ibu saya
Guru : baik, sera akan bangun lebih awal mulai besok pagi, dan akan diingatkan oleh kaka kamu dan ibu kamu ya, ada lagi yang akan dilakukan sera agar kamu tidak terlambat bangun lagi
Sera : tidak ada pa
Guru : baik, terimakasih atas kerjasamanya, sekarang silahkan masuk kelas untuk belajar.
Sera : berjalan masuk kelas
Pada saat jam Pelajaran pertama murid sedang mengerjakan tugas kelompok, tetapi satu murid bernama Nopi malah asik makan di kelas, lalu saya menghampirinya dan saya katakana silahkan lanjutkan makannya. Setelah jam Pelajaran selesai saya memanggil nopi ke ruang BK untuk menemu kenali akar permasalahannya.Â
Guru : Nopi tau kenapa dipanggil kesini?
Nopi : Tau pa saya makan di kelas pada saat Pelajaran berlangsung
Guru : Kenapa nopi makan di kelas?
Nopi : lapar pa
Guru : iya bapak juga tau makan itu suatu kebutuhan, pada saat lapar saya juga sama pasti makan, tapi harus tau kapan waktunya kita makan. memangnya nopi tadi pagi tidak sarapan ?
Nopi : tidak pa
Guru : kenapa tidak sarapan ?
Nopi : kalau nopi sarapan, jadi terlambat masuk ke sekolahnya.
Guru : Nopi bangun tidur jam berapa?
Nopi : saya bangun jam 06.30 terus bantu ibu di rumah, jam 7.00 saya berangkat ke sekolah agar tidak terlambat masuk sekolah.Â
Guru : oh gitu, apa yang dilakukan nopi sudah benar, yang bapak pertanyakan Apakah Nopi masih ingat tentang kayakinan kelas yang pernah kita buat?
Nopi : Masih pa, kita menghargai orang lain dan diri sendiri.
Guru : kalau makan di kelas apakah sudah menghargai orang lain dan diri sendiri?
Nopi : tidak menghargai pa
Guru : baik, Bapak disini tidak mencari siapa yang salah tetapi nopi yang membuat solusi sendiri. Bagimana caranya agar perbuatan ini tidak terulang.
Nopi : saya berusaha makan di kantin sebelum belajar atau sarapan dirumah sebelum berangkat dan bangun lebih awal agar tidak kesiangan.
Guru: Baik, terimakasih atas kerjasamanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H