Jadi, antara wilayah Karawang dengan Jatiluhur hanya dipisahkan sebuah pegunungan memanjang yang tipis, setipis kulit air. Begitu saya mereka arti penamaan bukit Dinding Ari.Â
Saya sempat berpikir bahwa hal itu merupakan sebuah pertanda leluhur. Karena dalam Tradisi Lisan Sunda dikenal adanya sebentuk ramalan Prabu Siliwangi tentang Bedahnya Telaga Pataruman (Danau Jatiluhur?)Â
Masih di lingkungan Gunung Dinding Ari terdapat sebuah tempat wisata yang masih tersembunyi berupa curug. Namanya Curug Cipanundaan. Dinamakan demikian karena air terjun tidak langsung jatuh ke bawah, tapi berkumpul dulu (nunda/ tersimpan, bhs. Sunda) di sebuah legok (lobang). Setelah itu, baru turun dan mengalir.Â
Suasana Kampung Tipar
Kampung Tipar Karawang memiliki suasana asri. Hamparan sawah hijau nampak di mana-mana. Udaranya sejuk. Kebanyakan penduduk berprofesi sebagai petani dan peladang.Â
Di awal tahun 2000, semua rumah di Kampung Tipar bergaya panggung tradisional. Tapi setelah beberapa tahun, rumah panggung tradisional hanya tinggal beberapa. Â Â
Sekarang kita bicara kuliner. Kampung Tipar memiliki kuliner khas. Namanya Sayur Turubuk. Kuliner turubuk yang sekarang terkenal diduga bermula dari tradisi kulier Tipar. Selain turubuk, ada juga Dage Picung. Rasanya lembut, empuk dan gurih.
Drama Manusia Kepala Anjing
Nah, tidak lengkap bicara kampung tua tanpa menyisipkan legenda atau cerita uniknya. Kampung Tipar memiliki cerita tua tentang sosok Aul. Yaitu sosok manusia berkepala anjing, tapi posisi kepalanya terbalik.Â
Di malam yang agak gulita karena minimnya penerangan, beberapa orang tua Kampung Tipar bertutur pada saya tentang aul. Ceritanya lumayan bikin deg-degan.Â