Fakta bahwa ada orang Karawang memiliki kualitas kerja rendah tentu ada dan mungkin banyak. Karena sekarang ini mayoritas karyawan di pabrik-pabrik sering diidentikkan sebagai orang Karawang berdasarkan KTP yang menjadi prasyarat di awal masuk kerja. Faktanya sendiri mereka berasal dari mana-mana. Hal inilah yang menimbulkan generalisasi persepsi bahwa siapapun yang berkinerja rendah kemungkinan besar dia orang Karawang.
Berdasarkan data, dari 2.9 juta warga Karawang maka 1.7 juta diantaranya adalah ter-kategorikan pendatang. Dalam dunia kerja, para pendatang yang sudah ber-KTP Karawang maka dianggap orang Karawang.Â
Secara alami bisa jadi mentalitas pribumi juga ikut bermain. Orang Karawang merasa tinggal di kampung sendiri. Mereka merasa memiliki keistimewaan tertentu yang mendorongnya ber-perilaku seperti yang distigma-kan. Â Tapi hal itu bukanlah sesuatu yang hanya ada di orang Karawang saja. Tipikal masyarakat Indonesia secara umum memiliki masalah yang sama termasuk para pencari kerja dari luar Karawang. Selama ini Masyarakat Indonesia dianggap kurang berkinerja dan kalah bersaing dengan tenaga kerja China atau Vietnam. Jadi kenapa stigma negatif itu hanya ter-cap pada orang Karawang di kampungnya sendiri?
Orang Karawang Kalah Bersaing
Salah satu persepsi negatif yang juga merugikan orang Karawang adalah soal kemampuan kerjanya. Mereka dinilai kurang terlatih. Hal itu dinilai mengada-ada karena bagaimana orang Karawang bisa menunjukkan kualitas dan kemampuannya sementara untuk masuk kerja-nya saja mereka sudah kesulitan. Masalah kemampuan pada dasarnya tidak terlalu jauh berbeda karena para pencari kerja dari luar daerahpun tidak memiliki keunggulan yang menjadi jaminan kemampuan kerjanya.
Faktanya mereka lebih diuntungkan dengan jaringan yang sudah terbentuk di dalam perusahaan yang memungkinkan mereka lebih besar peluangnya. Sementara itu kebanyakan orang Karawang seringkali peluangnya hanya disupport oleh jaringan  LSM atau Karang Taruna lokal.
Masalah kualitas kemampuan kerja bukan hanya masalah orang Karawang. Itu adalah persoalan bangsa secara keseluruhan.
Persoalan Widodo hanyalah pucuk gunung es stigma negatif Dunia Kerja di Kabupaten Karawang. Besar kemungkinan banyak HRD di perusahaan-perusahaan lainnya yang memiliki pola pikir seperti Widodo. Jika demikian jelas peluang kerja orang Karawang semakin kecil. Mereka akan menjadi penonton di kampung sendiri. Seberapa cakap-pun orang Karawang mencari Loker (lowongan Kerja) Â dia sudah kesulitan untuk bersaing sebelum pertarungannya dimulai. Itulah dahsyatnya Assasin Character atau Pembunuhan Karakter.Â
Logis kalau Orang Karawang marah sama "Widodo?"
[Artikel sudah pernah terbit di https://sundapura.com/]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI