Mohon tunggu...
Asep R Sundapura
Asep R Sundapura Mohon Tunggu... Relawan - Blogger & Culturalpreneur

Penulis di Blog : Sundapura.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Orang Karawang Mencari Widodo

19 Juni 2020   16:18 Diperbarui: 19 Juni 2020   17:10 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masyarakat Karawang sedang heboh. Mereka marah. Dan terusik. Gara-garanya ada orang bernama Widodo yang mengaku sebagai manager produksi sebuah pabrik menghina Orang Karawang. Dalam sebuah chat Whatsapp Widodo mengatakan bahwa Orang Karawang itu sangat bodoh dan IQnya dibawah rata-rata. Menurut Widodo, karena orang Karawang seperti itu maka dia tidak pernah menanggapi pencari kerja orang Karawang. 

Percakapan di Whatsapp itu sontak viral dan tersebar di Facebook. Banyak yang menyayangkan pernyataan Widodo. Ratusan netizen lainnya geram dan berujung pada aksi lapangan. Selepas Sholat Jumat (19/06) puluhan warga Karawang bergerak mencari Widodo di tempat kerjanya yang beralamat di sebuah kawasan industri Karawang.

Tapi informasi di lapangan mengatakan bahwa Widodo bukanlah seorang manager produksi. Dia hanya seorang supir pabrik dan dikabarkan telah keluar satu tahun lalu. Widodo disebut-sebut sebagai jaringan orang yang suka memanfaatkan para pencari kerja. Dia diduga sering mengaku dapat memasukkan orang untuk kerja di pabrik dengan membayar jumlah tertentu. 

Tulisan ini tidak akan membahas tentang sosok Widodo : siapa dia sebenarnya? apa pekerjaannya? Dimana keberadaannya? KTP-nya menunjukkan bahwa dia berasal dari luar Jabar. Tulisan ini akan menelisik  mitos dan fakta seputar orang Karawang dalam Dunia Industri dan Loker Karawang.

Pembunuhan Karakter terhadap Orang Karawang

Di Kota Karawang terdapat ribuan pabrik yang tersebar di sejumlah kawasan industri. Keberadaan pabrik-pabrik tersebut menjadikan Karawang sebagai kota industri yang mengundang banyak pencari kerja dari berbagai daerah. Tingkat urbanisasi mencapai ribuan orang perbulan. Bisa dibayangkan ketatnya persaingan para pencari kerja di kota berjuluk Pangkal Perjuangan tersebut. Dan akibat terbatasnya daya serap serta membludaknya para pencari kerja setiap tahunnya maka angka pengangguran di Karawang sudah mencapai angkai 100.000 lebih. Sebagian besar pengangguran adalah warga Karawangnya sendiri. 

Ironisnya di tengah banyaknya orang Karawang yang menganggur, sejumlah perusahaan seringkali mengambil kebijakan mencari karyawan dari luar daerah. Beberapa kasus terjadi dimana banyak rombongan calon karyawan yang didatangkan dari luar Kabupaten. 

[Sumber]

Menurut kabar di lapangan, bahwa sudah sejak lama tersebar informasi di kalangan HRD perusahaan yang menyudutkan para pencari kerja orang Karawang. Mereka, seperti halnya Widodo, menganggap orang Karawang pemalas, berkerja semaunya, dan berani melawan atasan. Rumor itu tersebar diantara para pengambil kebijakan perusahaan yang berasal dari luar daerah, dan kemudian pelan-pelan membentuk sebuah persepsi negatif. Dari persepsi itulah lahir kebijakan-kebijakan sejumlah perusahaan untuk mengambil calon karyawan dari luar Karawang.

Kebenaran rumor dan persepsi itu sendiri tidak dipertanyakan karena memang tidak ada datanya. Tapi yang merasakan dampak kerugiannya jelas para pencari kerja orang Karawang. Mereka sudah tersingkir sebelum melangkah masuk ke area perusahaan.

Persepsi negatif tentang orang Karawang menjadi mesin pembunuh karakter yang cukup massif. Maka, angka pengangguran di Karawang terus merangkak naik setiap tahun terlepas seberapa banyakpun pabrik-pabrik baru dibangun di Karawang. 

Fakta bahwa ada orang Karawang memiliki kualitas kerja rendah tentu ada dan mungkin banyak. Karena sekarang ini mayoritas karyawan di pabrik-pabrik sering diidentikkan sebagai orang Karawang berdasarkan KTP yang menjadi prasyarat di awal masuk kerja. Faktanya sendiri mereka berasal dari mana-mana. Hal inilah yang menimbulkan generalisasi persepsi bahwa siapapun yang berkinerja rendah kemungkinan besar dia orang Karawang.

Berdasarkan data, dari 2.9 juta warga Karawang maka 1.7 juta diantaranya adalah ter-kategorikan pendatang. Dalam dunia kerja, para pendatang yang sudah ber-KTP Karawang maka dianggap orang Karawang. 

Secara alami bisa jadi mentalitas pribumi juga ikut bermain. Orang Karawang merasa tinggal di kampung sendiri. Mereka merasa memiliki keistimewaan tertentu yang mendorongnya ber-perilaku seperti yang distigma-kan.  Tapi hal itu bukanlah sesuatu yang hanya ada di orang Karawang saja. Tipikal masyarakat Indonesia secara umum memiliki masalah yang sama termasuk para pencari kerja dari luar Karawang. Selama ini Masyarakat Indonesia dianggap kurang berkinerja dan kalah bersaing dengan tenaga kerja China atau Vietnam. Jadi kenapa stigma negatif itu hanya ter-cap pada orang Karawang di kampungnya sendiri?

Orang Karawang Kalah Bersaing

Salah satu persepsi negatif yang juga merugikan orang Karawang adalah soal kemampuan kerjanya. Mereka dinilai kurang terlatih. Hal itu dinilai mengada-ada karena bagaimana orang Karawang bisa menunjukkan kualitas dan kemampuannya sementara untuk masuk kerja-nya saja mereka sudah kesulitan. Masalah kemampuan pada dasarnya tidak terlalu jauh berbeda karena para pencari kerja dari luar daerahpun tidak memiliki keunggulan yang menjadi jaminan kemampuan kerjanya.

Faktanya mereka lebih diuntungkan dengan jaringan yang sudah terbentuk di dalam perusahaan yang memungkinkan mereka lebih besar peluangnya. Sementara itu kebanyakan orang Karawang seringkali peluangnya hanya disupport oleh jaringan  LSM atau Karang Taruna lokal.

Masalah kualitas kemampuan kerja bukan hanya masalah orang Karawang. Itu adalah persoalan bangsa secara keseluruhan.

Persoalan Widodo hanyalah pucuk gunung es stigma negatif Dunia Kerja di Kabupaten Karawang. Besar kemungkinan banyak HRD di perusahaan-perusahaan lainnya yang memiliki pola pikir seperti Widodo. Jika demikian jelas peluang kerja orang Karawang semakin kecil. Mereka akan menjadi penonton di kampung sendiri. Seberapa cakap-pun orang Karawang mencari Loker (lowongan Kerja)  dia sudah kesulitan untuk bersaing sebelum pertarungannya dimulai. Itulah dahsyatnya Assasin Character atau Pembunuhan Karakter. 

Logis kalau Orang Karawang marah sama "Widodo?"

[Artikel sudah pernah terbit di https://sundapura.com/]

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun