Dalam genggaman kabut, matahari diam, menikmati dingin yang diantarkan sepi pagi tadi, di antara ranting yang tegak bisu, memimpikan hangat cahaya, menatap langit biru, tak menghiraukan burung yang melintas batas siang
Dalam genggaman kenangan, gerakku masih terpenjara dalam diam, angin yang datang perlahan, adalah kabar tentangmu, masih setia bergelayut di ranting hari, kupandangi setiap pagi, dengan pandangan nanar, tidak untuk saling meninggalkan, katamu waktu itu, tapi jarak tak memberi kita waktu untuk bertemu, atau sekadar salam sapa, namun harum rambutmu masih hangat dalam anganku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!