Kabut turun perlahan di pelataran hutan Kamojang,
membelit pinggang pohonan,
melepas pakaian kehangatan,
menawarkan dingin yang sepi bersama angin yang terus merajuk minta bertemu
Kabut yang jernih dan ramah datang diam-diam,
sebagain mengendap melahirkan titik air yang jatuh perlahan di ujung daun yang runduk,
pada cemara yang tegak, kabut berbisik sepoi berdesis lrih,
serupa alam yang berbicara pada dirinya sendiri
Tak ada kata-kata,
sebaris sajak pun tidak,
sebab semua hanya bergejolak pada rongga dada,Â
isyarat kabut dari jutaan makna yang tak menemukan kata yang tepat
Adalah kabut tipis yang tersissa pada penghujing senja,
adalah dingin dan lengang yang telah mengikat kuat perasaan kita,
kerinduan adalah lumut menahun di tubuh pohon,
ikhlas pada jerit serangga senja,
sabar dan setia pada kebisuan abadi,
lekat pada pokok kayu di hutan Kamojang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H