Masihkah kau tandang keraguan
Pada pagi yang tangis langitnya dilukiskan
Disaat desis semi mentari dicecahi
Pekik lupa yang bisingnya sering menyakiti
Seharusnya kita dapat berlari
Berburu nurani disenja tadi hari
Berbekal luka ingatan terperosok yang pernah diajarkan
Guna ucap selamat pagi esok yang selalu dinantikan
Masihkah esok pagi ini angkuh kau agungkan
Dalam sorot rindu yang tengah meriah dari kejauhan
Sebelum mendung terpaksa menutup atas telinga
Padahal ranum matahari memaksa diri untuk mengayuhkan rasa iba
~MD
Yogyakarta, 27/10/21
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI