Mohon tunggu...
Asep Nirman
Asep Nirman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab UIN SGD Bandung
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ingin menjadi seorang Penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Analisis Arudh dalam Sya'ir Ki Ahmad

19 Oktober 2023   17:16 Diperbarui: 19 Oktober 2023   17:55 1425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumentasi Pribadi 

1. Bait ini termasuk bahar thawil tam, arudnya 'Maqbudzoh' dharabnya 'Maqbud' yaitu membuang huruf kelima yang sukun asalnya 'Mafaaiilun' menjadi 'Mafaailun', Hasywunya pada baris pertama dan kedua Mahdzuf

2. Artinya 

“Duh eneng gening teu nyana , Geulis lir bulan purnama,

Jadi buah hati ana Midedeh kabina-bina.

Mun teu emut kana qodar, Tinangtos ana teh sasar

Duh eneng masing kasobar Sing emut nasib jeng qodar.”

3. Syair ini populer sejak populernya kisah ki Ahmad kopeah beureum yang dibawakan oleh Ki Balap (KH. Mochammad Arief Sholeh), dalam tuturan Ki Balap Syair ini dibacakan oleh Ki Ahmad saat ia bersembunyi dan menarik perhatian Ratna Mintarsih yang kebetulan waktu itu sedang membawakan makanan untuk Ki Ahmad, setelah mendengar syair tersebut Ratna Mintarsih lalu mengetahui bahwa Ki Ahmad menyukainya. 

4. Bahar Thawil 

 adalah bahar pertama dari dari bahar yang enam belas itu taf’ilahnya adalah “Fauulun Mafaaiilun Fauulun Mafaaiilun # Fauulun Mafaaiilun Fauulun Mafaaiilun"

dalam bahar ini hanya ada bait tam, bahar ini tidak dimasuki oleh bait majzu, masytur, dan manhuk, oleh karena itu bahar ini dinamakan bahar thawil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun