Mohon tunggu...
Asep Nirman
Asep Nirman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Bandung

Sedang belajar menjadi jurnalis/penulis

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Enam Adab ketika berpuasa menurut Imam Izzuddin bin Abdissalam

12 Maret 2024   06:56 Diperbarui: 13 Maret 2024   13:58 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumtasi Pribadi

 Saudaraku sekalian tak lupa mengucap syukur kepada Allah SWT, zat yang atas qudrat dan iradahnya kita bisa memasuki hari pertama ataupun hari kedua bulan Ramadhan, mudah-mudahan tulisan ini bisa menjadi sedikit pengingat bagi saya dan kita semua agar memperhatikan etika saat Berpuasa baik di bulan Ramadhan saat ini maupun nanti setelah selesai bulan yang Agung ini. 

Mudah-mudahan tulisan ini bisa mengaplikasikan ayat "watawaashau bilhaqqi, watawaashau bisshobri, yang artinya serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran. (QS. Al-Ashr ayat 3)."

Dan juga ucapan Baginda Rasulullah SAW "Balligu anni walau aayah, yang artinya sampaikanah dariku walaupun hanya satu ayat. " 

yang mana bulan Ramadhan itu menurut ucapan bagainda Rasulullah SAW

 "idzaa kaanat awaalu lailaitin min romadhoona,  shudifatisyayaathiinu, wamarodatul jinni, waghulliqat abwaabun naari, falam yudtah minhaa baabun, wafutihat abwaabul jannati, falam yuglaq minhaa baabun,  wanaadaa munaadin, yaanagiyal khairi aqbil, wayaabaghiyalkhairi aqbil, wayaabaghiyasysyarri aqshir, walillaahi utaqaau,  wadzaalika fii kulli lailatin. 

Ketika tiba awal malam bulan Ramadhan, para setan dan pemimpin-pemimpinnya dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup dan tidak ada yang dibuka. Pintu-pintu surga dibuka dan tidak ada yang ditutup, lalu ada penyeru yang berseru, 'Hai orang yang mencari kebaikan, teruskanlah. Hai orang yang mencari keburukan, berhentilah. Sesungguhnya Allah membebaskan orang-orang dari neraka, dan itu terjadi pada setiap malam." (HR. Ibnu Majah).

Berhati-hatilah saudaraku sekalian, jangan sampai ibadah puasa kita itu tidak mendapat nilai apa-apa dimata Allah SWT kecuali hanya sebatas lapar dan haus. dan hendaknya kita mengatahui do'a sebelum berbuka puasa, dan hendaknya kita mengetahui syarat dan rukun berpuasa seperti nasihat Ibnu Ruslan. 

 "Fakullu man bighoiri 'ilmin ya'malu amaluhu marduudatun laa tuqbalu, yang artinya barang siapa yang beramal tanpa ilmu maka amalnya akan ditolak."

 Selain mengetahui syarat dan rukun puasa kita juga perlu mengetahui adab-adab puasa. Antara lain sebagai berikut


1. Menjaga lisan dan anggota badan dari sesuatu yang bertentangan dengan syari'at. Karena Baginda Nabi SAW bersabda

"Man lam yada' qoula zzuuri wal'amala bihii falaisa lillahi haajatun fii an yada'a tho'aamahu wasyaraabahu, 

"Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta, mengamalkannya dan bersikap bodoh, maka Allah tidak butuh terhadap sikapnya meninggalkan makan dan minumnya (puasanya)" (HR. Imam Bukhari dan Abu Dawud).

Dan juga sabdanya yang lain 

"Rubba qoo'imin haddzuhuu min qiyaamihiis saharu, wa rubba shooimin haddzuhuu min shiyaamuhul ju'u wal 'atasyu, 

yang artinya "berapa banyak yang shalat tidak mendapatkan apa-apa dari shalatnya itu selain lelah dan berapa banyak yang shaum tidak mendapatkan apa-apa dari shaumnya itu selain lapar dan haus, (HR. Thabrani dari Ibnu Umar Ahmad, Hakim dan Al Baihaqi dari Abu Hurairah). Al Hafidz Al Iraqi berkata sanadnya hasan, muridnya Al-Haitsami berkata perawinya orang-orang yang tsiqot, baca faidlul qadir (juz 4 hal 16).

2. Apabila diajak untuk makan ketika di majelis walimah (santap makan) maka hendaklah berkata bahwa dia sedang berpuasa, sesuai dengan sabda Baginda Rasulullah SAW, 

"Idza Du'iya ahadukum ilat Tho'aama wahuwa shooimun, falyaqul innii shaaimun,

 Apabila salah seorang dilantara kamu diundang ke majelis walimah (santap makan) maka hendaklah berkata bahwa saya sedang berpuasa
(HR. Muslim dan Abu Dawud dari Abu Hurairah)."
dengan catatan sedang berpuasa wajib, tetapi apabila dia sedang puasa sunat maka memilih antara berbuka dan tetap melanjutkan puasanya.

Imam izzuddin bin Abdissalam menjelaskan "hal tersebut sebagai bentuk i'tidzar ( permohonan maaf dengan alasan) kepada orang yang mengundang agar menjaga perasaan orang yang mengundang, tetapi apabila takut temasuk riya hendaknya dia menyembunyikannya dengan mencari alasan lain.

3. Membaca do'a ketika berbuka

Diriwayatkan dari Baginda Rasulullah SAW bahwasanya beliau pernah berdoa kita berbuka 

"Dzahabadhoma-u, wabtallatil uruuqu watsabatal ajru in sya Allah, 

yang artinya Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala akan tetap insya Allah. (HR. Abu Dawud dari Ibnu Umar), dalam riwayat lain "Allahumma Laka shumtu wa'alaa rizkika afthartu, yang artinya ya Allah karena-Mu aku berpuasa, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka," dalam riwayat lain Alhamdulillahil ladzii a'aananii fashumtu warazaqanii Fafthartu yang artinya, segala puji bagi Tuhan yang memberi pertolongan padaku, lalu aku berpuasa, dan segala puji Tuhan yang memberiku rezeki, lalu aku berbuka. (HR. Imam Muslim dalam kitab hasyiah bujairimi)


4. Hendaknya berbuka dengan kurma, jika tidak bisa dengan air.


  • Ruwiya anhu alaihi sholatu wassalam annahu kaana yufthiru qobla ay yusolliya 'alaa ruthobaatin, fainlam yakun fatamaraatun, fain lam yakin hasaa hasawaatin min maa-in, yang artinya diriwayatkan bahwasanya Nabi pernah berbuka dengan ruthab (kurma matang) sebelum shalat (maghrib). Kalau tidak bisa berbukalah dengan tamr (kurma kering), kalau tidak bisa dengan mencicipi tiga tegukan air. (HR. Ahmad, Abu Dawud, At Tirmidzi dari anas).

    5. Menyegerkan berbuka

    Imam izzuddin bin Abdissalam menjelaskan bahwa Bagainda Rasulullah SAW, bersabda "Laayazaalun naasu bikhoirin maa 'ajjalul fitro, manusia senantiasa dalam kebaikan selagi ia menyegerakan berbuka." (HR. Ahmad, Turmudzi dari abi Hurairah), "

    6. Mengakhirkan Sahur
    Amr bin maimun pernah berkata :kaana ashabu muhammadin a'jalunnaasi iftharan waabtha'ahum sahuuran yang artinya Para sahabat Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling menyegerakan buka puasa dan yang paling mengakhirkan sahur." (HR. Imam Baihaqi dan Imam al-Thabrani)

    Imam izzuddin bin Abdissalam menjelaskan "wainnamaa ukhkhiras sahuuru liyutaqowwa bihii alashaumi kai laa yajhaduhusshoumu fataq'adahu an katsiirin minat'thaa'at, waqod kaana bina sahuuri Rasulillah SAW, wabaina shalaatihi qadra khomsiina aayatan, yang artinya fadilah di akhirkan sahur itu supaya memperkuat puasa supaya puasanya tidak terlalu memayahkannya dan menghalanginya untuk memerbanyak keta'atan, waktu antara sahur nabi dan shalat (subuhnya) itu seukuran (membaca) 50 ayat.


Referensi

1.Imam izzuddin bin Abdissalam Al-Sulami, Maqhosidus shiyam, Qirsia: maktabah arraudhlah, hal 12-15.
2. Muhammad Afiq Zahara/nu.online. (2019, 11 Mei. Enam etika saat berpuasa. diakses tanggal 11 Maret 2024, https://www.google.com/amp/s/nu.or.id/amp/ramadhan/enam-etika-saat-berpuasa-FHQPU

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun