"Man lam yada' qoula zzuuri wal'amala bihii falaisa lillahi haajatun fii an yada'a tho'aamahu wasyaraabahu,Â
"Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta, mengamalkannya dan bersikap bodoh, maka Allah tidak butuh terhadap sikapnya meninggalkan makan dan minumnya (puasanya)" (HR. Imam Bukhari dan Abu Dawud).
Dan juga sabdanya yang lainÂ
"Rubba qoo'imin haddzuhuu min qiyaamihiis saharu, wa rubba shooimin haddzuhuu min shiyaamuhul ju'u wal 'atasyu,Â
yang artinya "berapa banyak yang shalat tidak mendapatkan apa-apa dari shalatnya itu selain lelah dan berapa banyak yang shaum tidak mendapatkan apa-apa dari shaumnya itu selain lapar dan haus, (HR. Thabrani dari Ibnu Umar Ahmad, Hakim dan Al Baihaqi dari Abu Hurairah). Al Hafidz Al Iraqi berkata sanadnya hasan, muridnya Al-Haitsami berkata perawinya orang-orang yang tsiqot, baca faidlul qadir (juz 4 hal 16).
2. Apabila diajak untuk makan ketika di majelis walimah (santap makan) maka hendaklah berkata bahwa dia sedang berpuasa, sesuai dengan sabda Baginda Rasulullah SAW,Â
"Idza Du'iya ahadukum ilat Tho'aama wahuwa shooimun, falyaqul innii shaaimun,
 Apabila salah seorang dilantara kamu diundang ke majelis walimah (santap makan) maka hendaklah berkata bahwa saya sedang berpuasa
(HR. Muslim dan Abu Dawud dari Abu Hurairah)."
dengan catatan sedang berpuasa wajib, tetapi apabila dia sedang puasa sunat maka memilih antara berbuka dan tetap melanjutkan puasanya.
Imam izzuddin bin Abdissalam menjelaskan "hal tersebut sebagai bentuk i'tidzar ( permohonan maaf dengan alasan) kepada orang yang mengundang agar menjaga perasaan orang yang mengundang, tetapi apabila takut temasuk riya hendaknya dia menyembunyikannya dengan mencari alasan lain.
3. Membaca do'a ketika berbuka
Diriwayatkan dari Baginda Rasulullah SAW bahwasanya beliau pernah berdoa kita berbukaÂ