Mohon tunggu...
Humaniora

Ke Mana Pancasila?

2 Juli 2015   14:05 Diperbarui: 2 Juli 2015   14:05 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bila kita kembali pada masa sebelum proklamasi, semua rakyat bersatu untuk menjadikan indonesia sebagai negara yang merdeka, dengan semangat kebangsaan dan bernafaskan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila ( pancasila telah dikenal pada zaman majapahit yang terdapat dalam buku sutasoma , yang mengandung arti “berbatu sendi yang lima" ). Bangsa indonesia dapat memerdekakan dirinya dari penjajahan, merupakan kondisi yang sangat harmonis, dengan semangat kebersamaan walaupun berbeda-beda (Bhineka Tunggal Ika), memiliki tujuan yang mulia yaitu kemerdekaan.

Saat ini, di era yang sudah serba canggih dengan perkembangan budaya yang begitu pesat, para pemikir-pemikir bangsa yang makin profesional, dinamika masyarakat yang mengarah kepada demokrasi serta situasi lain yang mendukung perkembangan bangsa indonesia, namun kewjiban kita yang hidup dialam reformasi untuk mempertahankan pancasila menjadi keharusan moral menjadi sulit untuk direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Kondisi dan fakta yang terjadi saat ini sangat memprihatinkan, perbedaan pendapat di berbagai sendi kehidupan sosial masyarakat mengakibatkan gejolak sosial, para pemikir negara mempertahankan pendapatnya masing-masing yang dapat membuat polemik dimasyarakat, prilaku masyarakat yang individual dan bersikap apathis di perkotaan sudah menjalar ataupun sikap militansi kedaerahan yang mengarah pada lunturnya nilai, makna dan hakikat Bhineka Tunggal Ika, kaum “petinggi” yang memanfaatkan jabatan untuk memperkaya diri, para generasi muda yang semakin pandai dengan memanfaatkan tehnologi menyebabkan budaya ketimuran semakin dilupakan sampai dengan wacana publik figur berprofesi “ganda”.

Kondisi ini menjadi keprihatinan dan permasalahan ,apakah ini merupakan dinamika demokrasi yang sedang berkembang ataukah kemunduran bangsa sedang terjadi ? Mungkin masih banyak juga yang tetap mempedomani nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, namun fakta yang terungkap diatas, sangat mendominasi kehidupan bangsa indonesia sebagai negara yang besar.

Pemahaman nilai-nilai pancasila, hanya didapat saat kita duduk mengenyam bangku sekolahan, dengan prosentasi waktu pelajaran yang sangat sedikit sekali, hingga tujuan memberikan pemahaman kepada siswa didik, hanya menjadi hafalan para peserta didik untuk dapat menjawab pertanyaan saat ujian saja. Tujuan menanamkan nilai-nilai pancasila agar dapat dipertahankan sampai dewasa dan memiliki keturunan yang selanjutnya diturunkan kepada generasi selanjutnya tidak tercapai.

Mungkin sudah saatnya kita mencari jati diri bangsa dengan merevitalisasi kembali pemberian pemahaman pancasila sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara umumnya dan pada kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia pada khususnya. Pun juga dalam dunia pendidikan tidak hanya menjadi materi hafalan di sekolah, namun diberikan juga kegiatan yang merekondisi dunia pendidikan yang berlandaskan pancasila dalam kegiatan sehari-hari. Juga diberbagai aspek kemasyarakatan baik perekonomian, perpolitikan maupun aspek-aspek lain yang tetap membawa nilai-nilai pancasila mimaknai dan dihayati sebagai pedoman hati bukan hanya untuk pencitraan diri individu untuk dinilai sebagai individu yang pancasilais.

Penulis : Asep Marcel S.

Siswa Sespimmen Polri Lembang, 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun