Besoknya saya kerja, dan sepulangnya kerja istri banyak cerita. Yang pada intinya Tina merasa betah di rumah, dan merasa terlindungi. Tapi saya masih was-was, walau bagaimanapun Tina masih di bawah umur. Saya takut keluarganya nanti menyalahkan saya, bisa saja nanti ada yang melaporkan kalau Tina diculik. Saya coba berulangkali tanya Tina apa ada nomor HP keluarganya yang hapal? Tina gak ingat sama sekali, alamat Pak Tuanya di Tangerang juga tidak ingat. Tina meyakinkan saya, kalau keluarganya tidak akan mencari, karena dia pergi pun diusir. Malah bilang gak mau pulang.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, saya lapor Pak RT. Saya cerita kronologisnya, Pak RT pun mendukung saya. Pak RT akan bantu untuk melaporkan ke pihak Kepolisian setempat. Malam hari sekitar pukul 20:00, ada 3 orang datang ke rumah saya; Pak RT, dan 2 orang Medan.
Orang Medan pertama bermarga Tobing, satu lagi bermarga lain tapi rumahnya gak begitu jauh dari rumah saya. Orang pertama adalah tokoh di Parungpanjang yang dihubungi Kapolsek, lebih tepatnya Ketua Perkumpulan Tobing. Saya baru tau, ternyata di Batak itu ada perkumpulan per marga. Dari hasil obrolan itu dapat ditarik kesimpulan, Ketua Tobing ini merasa ikut bertanggung jawab dan berniat untuk membawa Tina ke rumahnya.
Beliau berniat untuk menelusuri keluarga Tina yang di Tangerang, termasuk yang di daerah Tarutung sana. Walau pada awalnya Tina menolak karena takut mengalami kejadian serupa. Namun, akhirnya mau juga untuk dibawa Pak Ketua ini, dengan sedikit bekal dari saya dan istri. Saya beri dia juga nomor HP kalau sewaktu-waktu diperlukan. Dengan berkaca-kaca, hampir menangis Tina pamitan.
[caption caption="Tulisan Tina waktu saya lapor ke Pak RT. (dokumentasi pribadi)."]
Setelah berhasil dihubungi, di telpon Pak Ketua menjelaskan. Memang malam tadi perkumpulan itu musyawarah, dan berhasil meyakinkan Tina untuk pulang kampung. Tapi pagi-pagi ternyata Tina sudah tidak ada, Pak Ketua mengira Tina paling-paling ke tempat saya. Dan ternyata betul.
Dari informasi yang diterima Pak Ketua, keluarga Tina di Tangerang tidak bisa ditemukan, dan ditelusuri ke daerah Tarutung pun keluarganya tidak ditemukan. Padahal seharusnya berdasar database nama Marga dan silsilahnya, tak akan sulit mencari marga Tobing ini. Entah mana yang salah, apakah Tina yang salah memberi info silsilahnya, atau perkumpulan Tobing saja yang belum berhasil menemukan keluarga Tina.
Untuk jelasnya, nanti sepulang kerja Pak Ketua mau ajak Pak Kapolsek untuk datang kembali ke rumah saya. Yang pasti hari ini Tina menjelaskan, sudah betah di sini. Dan kalau keluarga saya bersedia, tidak mau pergi lagi dari sini.
Saya dari awal memang berniat membantu, mengingat Tina sepertinya tertekan. Trauma dengan kejadian yang telah lewat. Bahkan niat Tina untuk ikut ujian paket B bisa diusahakan di sini. Saya kenal dekat dengan orang Dinas Pendidikan yang menangani ujian ini. Atau bahkan meneruskan ke jenjang selanjutnya. Tapi masalahnya saya belum berhasil menghubungi keluarganya.
Saya berhasil menemukan nomor Telpon SMPnya di Tarutung, tapi tidak ada yang mengangkat. Kalau saya berhasil menghubungi keluarganya, minimal saya nantinya tidak ada yang menyalahkan merawat Tina di sini.
Menurut Teman-teman, apa yang harus saya lakukan? Apakah saya boleh membatu dan mempertahankan Tina di rumah, sesuai dengan kemauannya? Bagaimana kalau saat nanti ke rumah, Perkumpulan Tobing itu meminta Tina kembali?