Kuatkan hati,
Aku ini batu karang di tengah samudra,
Menghadapi ombak yang bernama rindu,
Ia datang memukul, membawa rasa yang tak pernah usai,
Namun aku tetap berdiri,
Karena aku tahu, di seberang laut ini, ada kamu.
Jarak ini bukan sekadar angka,
Ia adalah labirin waktu yang memisahkan tubuh kita.
Teradang, aku tersesat di dalamnya,
Hampir lupa jalan pulang ke hatimu,
Namun namamu, yang terus bergema di dadaku,
Adalah kompas yang selalu membimbingku.
Setiap malam, aku menatap langit,
Menemukan bayanganmu di antara bintang-bintang,
Mereka tak berbicara, tetapi cahayanya berkata:
"Tetaplah percaya, cinta ini layak diperjuangkan."
Aku ini lelaki yang belajar menahan diri,
Ya...menahan diri..
Tidak membiarkan rindu menjadi api yang membakar,
Namun menyulapnya menjadi bara kecil,
Yang cukup hangat untuk menjagaku tetap berharap.
Sering aku bertanya pada waktu,
Mengapa ia berjalan begitu lambat,
Seolah-olah ingin menguji cintaku padamu.
Namun, aku memilih bertahan,
Karena aku tahu, waktu tak pernah berdusta,
Ia hanya ingin memastikan bahwa aku layak bersamamu.
Cinta ini adalah angin,
Ia tak terlihat, tapi selalu terasa.
Meski tubuh kita terpisah,
Aku merasakannya dalam setiap tarikan napas,
Seperti pesan rahasia yang dikirimkan oleh semesta.
Jika aku boleh jujur,
Kadang ada malam-malam di mana aku merasa lelah,
Seperti perahu kecil yang kehabisan layar.
Namun harapan tentang pertemuan kita,
Adalah angin baru yang selalu membuatku bangkit,
Mendorongku maju, meski badai mencoba menghalang.
Aku ini pohon yang terus berdiri di tengah musim,
Akar cintaku tertanam di tanah yang bernama kamu,
Dan meski jarak ini adalah angin dingin yang kerap menggoyahkan,
Aku tahu, cabang-cabangku suatu saat akan menemukan hangatnya pelukanmu.
Jadi aku memilih menunggu.
Bukan karena aku tak punya pilihan,
Tapi karena aku percaya,
Bahwa cinta ini adalah perjalanan, bukan pelarian.
Dan aku, sebagai seorang pria,
Tidak menyerah pada jarak.
Aku melawan waktu,
Bukan dengan kekuatan, tetapi dengan kesetiaan.
Ketahuilah,
Cintaku adalah lentera yang menyala tanpa jeda,
Dan kamu, adalah cahaya yang membuatnya hidup.
Sanana, 27 Desember 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H