Namun harapan tentang pertemuan kita,
Adalah angin baru yang selalu membuatku bangkit,
Mendorongku maju, meski badai mencoba menghalang.
Aku ini pohon yang terus berdiri di tengah musim,
Akar cintaku tertanam di tanah yang bernama kamu,
Dan meski jarak ini adalah angin dingin yang kerap menggoyahkan,
Aku tahu, cabang-cabangku suatu saat akan menemukan hangatnya pelukanmu.
Jadi aku memilih menunggu.
Bukan karena aku tak punya pilihan,
Tapi karena aku percaya,
Bahwa cinta ini adalah perjalanan, bukan pelarian.
Dan aku, sebagai seorang pria,
Tidak menyerah pada jarak.
Aku melawan waktu,
Bukan dengan kekuatan, tetapi dengan kesetiaan.
Ketahuilah,
Cintaku adalah lentera yang menyala tanpa jeda,
Dan kamu, adalah cahaya yang membuatnya hidup.
Sanana, 27 Desember 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H