Kenyataannya bisa dilihat dari berbagai prestasi dan penghargaan juga ditorehkan sejumlah PTS. Bukan hanya itu, saat ini sejumlah PTS bahkan mampu mendapatkan akreditasi A, termasuk pula sejumlah program studi di universitas dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).
Harus diakui memang, kondisi nyata yang membuat masyarakat lebih percaya dan cenderung memilih PTN seperti ITB, UI, UGM, UNPAD dan PTN lainnya. Sebuah fenomena persepsi yang harus diantispasi dikarenakan hal ini keadaan ini tentunya berdampak langsung bagi daya tahan PTS terutama dalam hal kegiatan pengelolaan dan pengembangannya. Sehingga pengelolaan dan pengembangan perguruan tingggi menjadi keharusan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen modern yang berbasis mutu atau kualitas.
Perguruan Tinggi Swasta tentunya memiliki strategi yang harus direncanakan, dirumuskan dan dilaksanakan dengan baik harus terutama difokuskan kepada proses intinya (core process), yaitu mencakup pengajaran (teaching), penelitian (research), dan pelayanan (service)(Indrajit dan Djokopranoto, 2006).Â
Semuanya itu dimaksudkan untuk merespon perubahan global, baik berupa tuntutan cara atau skill kerja baru, perkembangan teknologi pengajaran maupun penelitian, dan ilmu yang perkembangannya sudah pada level lompatan kuantum, dan lain-lain.
Berdasarkan data-data temuan penulis untuk penelitian disertasi dengan judul "Strategi Mutu dan Daya Saing Perguruan Tinggi Swasta Dalam Menciptakan Keunggulan Bersaing Berkelanjutan (Studi Pada Universitas Swasta Berbasis IT di Bandung Jawa Barat)" menunjukan bahwa sekarang ini mutu Perguruan Tingga Swasta pun mampu bersaing dengan mutu Perguruan Tinggi Negeri.Â
Pasalnya, dalam penerimaan calon mahasiswa PTS yang tidak asal menerima mahasiswa. Beberapa PTS sudah menerapkan metode seleksi dalam menerima calon mahasiswa, metode seleksinya pun dilakukan ketat seperti nilai rapor dan kemampuan bahasa Inggris.
Mencermati sistem tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya PTS juga mementingkan kualitas calon mahasiswa mereka, dan harapannya mampu menyesuaikan diri dengan metode pembelajaran di PTS yang memang juga berkualitas.Â
Sebagian besar PTS yang telah melaksanakan penerimaan calon mahasiswa baru dengan seleksi ketat,tidak lain karena hal ini dipertimbangkan agar PTS mampu menghasilkan input yang bagus dalam pembelajaran di perkuliahan terkait learning outcomes.
Selanjutnya untuk meningkatkan mutu selain akreditasi yang kerap menjadi indikator di perguruan tinggi, kualitas PTS pun dapat diukur dari sejumlah variabel. Antara lain dari kemampuan akademik lulusan dan kemampuan tambahan mereka setelah menyelesaikan pendidikan di PTS.Â
Data menunjukan jika lulusan PTS pun memiliki daya saing dengan mereka yang menuntaskan pendidikan di PTN sehingga ini yang akan membentuk persepsi publik bahwa kemampuan kedua universitas tersebut tak jauh berbeda.
Selain itu, tidak terlepas dari bekal kompetensi yang diberikan PTS kepada mahasiswa mereka ketika di bangku kuliah. Bekal kompetensi tersebut biasanya disesuaikan dengan program studi dan kebutuhan industri. Misalnya, saat ini dengan perkembangan teknologi informasi yang kian maju, kebutuhan lulusan dengan skill menguasai teknologi informasi di beberapa perusahaan sangat dibutuhkan.Â