Pengeluaran dalam struktur APBN diterjemahkan sebagai belanja menunjukkan semua kegiatan pemerintah yang memerlukan uang/anggaran untuk pelaksanaannya. Pos pos pengeluaran desainnya selalu beraneka ragam karena sangat bergantung pada kebijakan dan program/kegiatan yang ditetapkan pemerintah. Tetapi pada umumnya semua pos ini dapat diringkas dalam 3 kluster saja yaitu : a) pengeluaran pemerintah untuk pengadaan barang dan jasa, b) pengeluaran pemerintah untuk belanja pegawai (Gaji dan tunjangan), c)pengeluaran pemerintah untuk transfer payments misalnya, untuk pemberian subsidi/bantuan langsung kepada  masyarakat, pembayaran pensiun, pembayaran pokok pinjaman dan bunganya, transfer dan bagi hasil penerimaan kepada pemerintah daerah.
Dengan melihat struktur atau desain APBN beserta angka angkanya tersebut maka sebenarnya kita sedang melihat desain kebijakan fiscal. Perubahan kebijakan fiskal ditunjukkan oleh adanya perubahan jumah untuk masing-masing pos pendapatan dan belanja. Meskipun jumlah pendapatan dan belanja sama (dalam sisti anggaran berimbang) setiap negara dijustifikasi memiliki kebijakan fiskal yang berbeda  manakala angka angka  atau jumlah dalam masing masing struktur pos atau nomeklatur pendapatan dan belanja berbeda. Kita bisa mengetahui APBN surplus, defisit atau seimbang dengan baik manakala kita meneliti besaran nominal dalam struktur pendapatan dan belanja dalam APBN suatu negara.
Penulis: Asdin, Mahasiswa Magister Studi Islam, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H