Berdekade kami berlalu
Menanjak satu garis keriput
Memudar ingat dan syukur
Dan memuja semua pencapaian
________________________
Masa muda, hati datang dan pergi
Berkata kasar-lembut beralas status
Penyeganan, bukan penghormatan
Manusia dipandang sebagai penghalang
________________________
Berlarut hari diganti
Kehidupan tiada berarti
Kecuali nominal di dahi
Penentu kelayakan diri
________________________
Di masa jaya, menyembunyikan tangan
Pada manusia yang terdampak sengsara
Di masa pelik, mengacungkan jari
Berkeluh kesah, pada Yang Maha Kuasa
________________________
Di dalam doa, suatu monolog
Karena Tuhan tiada di hati
Hanya modal dan laba yang terbenak
Sedang ketulusan hati sudah terbenam
________________________
"Oh Tuhan, aku senang memberi
Jika Engkau mengganti lebih"
"Oh Tuhan, aku sudah memberi
Cepatlah bayar diriku"
Demikian, hening maupun bising
Tuhan hanya seyogianya perantara
________________________
Kompas hati, ditentukan sebuah nilai
Kaya, boleh lah sombong
Miskin, harus lah iri
Rival, segera lah mendengki
________________________
Dan keselamatan beratap kepalsuan
Membohongi diri, menipu keluarga
Karena suatu terpaan narasi 'seharusnya'
Hingga membiarkan kepunahan hati terjadi
"Tak apa, selama diri dipandang eksistensi"
________________________
Pedoman hidup pun mulai berguguran
Perkataan benar, untuk mereka yang selaras ego
Doktrin agama, agar Tuhan melimpahkan kejayaan
Baik-buruk bukan lagi tangga melodi
Karena untung-rugi sudah menjadi realisasi
________________________
Hati pun mulai terjual
Sebelumnya merdeka, kini dalam penggembokan
Berempati untuk yang menderita, usang
Berharap bahagia dalam sederhana, naif
Belajar hidup bukan karena uang, buntu
Dan mendermakan diri untuk maslahat, gurau
________________________
Hingga dunia banyak restriksi
Semua keharusan mengacu pada keuangan
Semua larangan mengacu pada keserakahan
________________________
Kebebasan? Iya, bebas memilih
Diagungkan masyarakat atas limpah perhiasan
Atau diabaikan walau berbakti untuk kebaikan
Yang tiada mendatangkan segenggam kemegahan
________________________
Maka, dimanakah kehormatan?
Jika manusia mudah sekali dinilai
Dan Tuhan didambakan layaknya khayalan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H