Pada setiap jengkal jejak yang kau tinggalkan
saat itu aku pun melukisnya dan mewarnainya
menjadi bagian dari hidup dan kehidupanku
membentangnya dalam jantung dan hati
Setiap saat dukamu menjadi dukaku
derita dan tangismu menjadi selimut tidur
canda, tawa dan bahagiamu menjadi syal
dalam dinginnya malam
Gemuruh pagiku terlonjak
saat kau katakan  berlalu
menghilang dalam pandangan mata
mengemasnya dalam duka pagi
Bagaimana bisa kau berlalu
sedangkan kau menjadi perisai dalam hidupku
dalam kepakan sayap ada dua sisi yang saling menompang
akankah sisi satunya terpatahkan?
Walau semilir bayu berbisik
untuk hidupmu, bahagiamu
kan selalu memberi khabar lewat sang bayu
berhembus mendengingkan telinga!
Adakah arti  aku dalam hidupmu?
berartikah aku mengeja kata bersamamu!
apa arti dalam tiap dekapan syair
mengurainya menjadi mimpimimpi
Bila kau berteriak tiada keadilan bagimu
kupertanyakan adilkah bagiku
saat kau katakan kumerampas bahagiamu
kubalik bertanya adakah bahagia untukku
Saat butiran bening membasahi poripori
mengalir tanpa sekat
adakah kau rasa tangisku
dapatkah kau seka tangisku
Puas, puas aku memendam duka
kembali tertimbun duka
berdiri mematung
seperti tak bernyawa
Teriakan malam itu membuatku tersadar
tak patut kau tercekal
langkah tertahan demi situa yang rapuh
melepasmu duka dan luka bagiku
Namun dalam sepertiga malam
serta sujud dhuha
kembali menyerahkan gemuruh pagiku padamu
dan membiarkan langkahmu menuju bahagiahmu
palembang, 200912
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H