Untuk tes yang verbal, beberapa kata-kata sulit saya tulis di papan yang ada di kamar saya biar sering saya baca. Walaupun ga ada kata-kata yang keluar juga sih pas tes aktualnya. Haha
Begitulah persiapan saya selama kurang lebih 3 minggu dan sebagian besar contoh soal sudah saya pelajari. Tapi, memang saya ga mengerjakan simulasinya, jadi pas tes yang sesungguhnya, saya keteteran banget di time management-nya. Ini cerita berlanjut ke point selanjutnya ya.
Udah cukup siap materi dan mental.
Jadi, saya terbang Jumat malam after work dari Balikpapan, nginep di tempat kakak saya di Jakarta. Beberapa hari sebelumnya, saya pastikan ke kakak saya kalau dia bersedia ngantar saya ke lokasi tes. Ini penting loh. Saya berutang budi lah ke kakak saya dan kakak ipar saya.
Pelaksanaan
Satu jam sebelum mulai tes, saya udah di lokasi. Belum banyak yang datang. Saya bisa cek-cek ruangan dulu. Santai. Buang air kecil. Bernafas. Lihat muka peserta lain. Lho kok cuci mata malah?? hahaha
Mohon tetap fokus. Hahahah..
Peserta lain cukup banyak. Mulai dari emas-emas kece, mbak-mbak yang gahol betts, polisi, bapak-bapak dosen sepertinya, hingga ukhti-ukhti berbusana panjang dan longgar. Saya yakin semuanya pada sudah persiapan untuk tes ini.
Oiya, yang belum sarapan, tenaang... Disini dikasih snacks juga buat ganjel rasa lapar di pagi hari.. Tapi bagusnya sih emang sarapan dulu, jangan terlalu kenyang demi kenyamanan.
Tentang posisi duduk....
Lalu kami seluruh peserta masuk ke ruangan tes. Duduknya itu sesuai abjad, diurutkan dari depan ke belakang, satu meja isi dua orang. Jadi misalnya ke belakang itu ada 8 meja, maka di meja paling depan akan di isi nomor peserta 1-9, 2- 10, 3-11, dst.