Apa itu kecerdasan buatan?
Artificial Intellegence (AI) atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah kecerdasan buatan adalah sebuah teknologi yang diterapkan pada sistem agar bisa memiliki kecerdasan seperti manusia. Teknologi ini semakin banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan semakin ramai diperbincangkan baik oleh kalangan masyarakat secara umum ataupun oleh para ahli.Â
Hampir semua perangkat yang kita gunakan saat ini sudah menerapkan teknologi kecerdasan buatan baik penerapan dalam bentuk hardware ataupun hanya dalam bentuk software komputer/smartphone. Contoh penerapan kecerdasan buatan dalam bentuk hardware adalah autonomus vehicle, smartwatch, smartglasses, dan robotic surgery.Â
Sedangkan penerapan kecerdasan buatan dalam bentuk software adalah google maps, smart assistant (google assistant, sirri), pengenalan wajah, pengenalan suara, text to speech, dan speech to text.Â
Di tahun 2015 penggunaan AI di perusahaan hanyalah mencapai 10% dan di tahun 2019 naik menjadi 37% (Gartner, 2019). Hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan penggunaan teknologi AI di berbagai bidang bisnis sebesar 270% dalam kurun waktu 4 tahun.
Artificial Narrow Intellegence (ANI)
Kecerdasan buatan yang sehari-hari kita temui sejuah ini hanyalah Artificial Narrow Intellegence (ANI). ANI adalah kecerdasan buatan yang hanya mengerjakan tugas spesifik tertentu seperti yang disebutkan di atas. ANI ini masih belum begitu menyerupai kecerdasan manusia karena ruang lingkupnya yang masih spesifik pada tugas tertentu sedangkan manusia dapat mengerjakan berbagai tugas.Â
Meskipun begitu, ANI ini telah mengubah pekerjaan manusia cukup signifikan. Sebelumnya, pekerjaan manusia sudah banyak yang tergantikan oleh mesin dan otomasi misalnya penjaga tol yang semula membutuhkan manusia, sekarang sudah menggunakan pintu tol otomatis.Â
Selain itu penjaga parkir juga sudah digantikan dengan sistem parkir otomatis. Kemunculan artifical intellegence akan mengakibatkan semakin banyaknya pekerjaan manusia mengalami pengurangan pada bidang tertentu terutama pada bidang pekerjaan yang hanya melibatkan penggunaan fisik secara kasar serta pekerjaan yang rutin dan membosankan seperti menyapu, mengepel, dan memindahkan barang berat.Â
Berdasarkan data yang diperoleh dari The Future of Jobs Report 2020 | WEF dapat dilihat daftar pekerjaan yang mengalami penurunan dan kenaikan demand. Artificial Intellegence menempati urutan kedua dalam kategori pekerjaan yang mengalami trend kenaikan. Selain itu, berdasarkan 2021 Value of IT Certification Report | Pearson VUE, artificial intellegence diprediksi mengalami pertumbuhan sebesar 1940% pada tahun 2021-2022.Â
Namun kehadiran AI tidak semerta-merta menggantikan pekerjaan manusia seluruhnya. Sulit rasanya untuk mengatakan bahwa robot atau teknologi AI akan mengambil alih pekerjaan manusia, karena masih banyak pekerjaan yang belum bisa sepenuhnya diselesaikan dengan robot dan AI.Â
Selain itu, robot dan AI yang ada sekarang ini hanya bisa melaksanakan satu tugas secara spesifik sesuai dengan model yang ditanamkan (Narrow AI). Hal inilah yang masih menjadi kekurangan teknologi ini dibandingkan dengan manusia. Manusia memiliki kecerdasan general, dia mampu memahami banyak sekali hal di sekitarnya dan mampu menyelesaikan berbagai tugas yang ada.
Artificial General intellegence (AGI)
Disamping narrow AI, para ilmuan sedang mentransformasi kecerdasan buatan ke arah yang lebih canggih dengan harapan dapat sepenuhnya memiliki kecerdasan seperti manusia. Teknologi ini dinamakan Artificial General Intellegence (AGI). AGI bertujuan agar sistem atau robot dapat memahami dan mempelajari tugas atau pekerjaan manusia.Â
Jika pada ANI sistem hanya bisa melaksanakan satu tugas spesifik, dengan AGI sistem dapat melaksanakan berbagai tugas. Robot atau sistem dengan teknologi AGI ini sudah memiliki kecerdasan yang sangat mendekati kecerdasan manusia.Â
Namun karena AGI masih jauh dari masa sekarang, lebih tepat jika kita mengatakan bahwa robot dan AI tidak akan mengambil alih pekerjaan manusia tetapi justru akan berkolaborasi dengan manusia dan menghasilkan berbagai inovasi sehingga akan menciptakan banyak lowongan pekerjaan baru. Pekerjaan manusia tidak semunya tergantikan oleh robot, akan tetapi mengalami penyesuaian.Â
Penyesuaian terjadi karena teknologi robotika dan AI sudah ikut andil dalam menyelesaikan berbagai pekerjaan manusia saat ini sehingga manusia harus dapat berkolaborasi agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih baik.
Perkembangan pekerjaan manusia
Kehidupan manusia memang selalu terjadi perkembangan dari waktu ke waktu termasuk dalam hal pekerjaan. Teknologi robotika dan kecerdasan buatan harus kita terima sebagai perkembangan dunia ini dan kita harus bisa beradaptasi dengannya.Â
Teknologi ini jangan hanya dilihat sebagai ancaman karena sebenarnya teknologi ini juga bermanfaat banyak bagi manusia. Selain itu, teknologi ini akan membantu pekerjaan manusia sehingga pekerjaan manusia lebih mudah diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.Â
Walaupun misalnya ada pekerjaan-pekerjaan yang diprediksi secara total akan tergantikan, namun kita tidak usah terlalu khawatir karena di sisi lain teknologi ini juga akan menciptakan pekerjaan baru.
 Oleh karena itu, yang harus kita lakukan adalah menyiapkan diri, meningkatkan kemampuan dalam bidang-bidang yang banyak dibutuhkan di masa depan. Intinya adalah dengan kemampuan adaptasi, kita pasti bisa menghadapi perkembangan dunia. Jadi beradaptasilah dan jangan terus menerus diam di zona nyaman yang eksistensinya terancam di masa depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI