Mohon tunggu...
Asalin Musoffa
Asalin Musoffa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

هذا من فضل ربي

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengelolaan Kelas: Menyikapi Keberagaman Karakteristik Siswa di Kelas

2 April 2023   23:03 Diperbarui: 2 April 2023   23:27 1981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Singkatnya pengelolaan kelas adalah penciptaan kondisi yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan belajar dengan baik. Dari hal-hal yang sederhana seperti kondisi tempat belajar harus bersih, juga menghadapi perilaku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran, pemberian hukuman, dan lain sebagainya.

Ada dua macam masalah dalam pengelolaan kelas, yaitu :

  • Masalah Individu

Setiap individu dalam anggota kelas memiliki kebutuhan dasar untuk merasa dirinya berguna di lingkungannya. Jika individu gagal membuat dirinya berguna bagi lingkungannya, maka kebanyakan yang dilakukan akan bertingkah laku menyimpang. Terdapat empat jenis penyimpangan perilaku individu di kelas, yakni ;

  • Tingkah laku yang ingin mendapat perhatian orang lain (attention getting behaviors). Misal: melawak, atau selalu lamban dalam hal apapun.
  • Tingkah laku yang ingin menunjukkan kekuatan (power seeking behaviors). Misal: selalu mendebat, marah, acuh dari aturan.
  • Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain (revenge seeking behaviors). Misal: segala bentuk bullying seperti memukul, mengata-ngatai, dll.
  • Peragaan ketidakmampuan: sama sekali menolak untuk mencoba melakukan apapun, karena kegagalan yang terjadi.

Seperti itulah masalah-masalah individu yang muncul di kelas dan guru harus melakukan penanganan yang tepat agar tidak ada perilaku menyimpang.

  • Masalah Kelompok

Terdapat tujuh masalah kelompok yang sering muncul di kelas, yang berakibat terhadap pelaksanaan manajemen kelas:       

  • Kekurang-kompakan. Konflik antara siswa-siswa dari kelompok yang berjenis kelamin, bersuku berbeda atau tingkatan sosial ekonomi termasuk penyebab kekurang-kompakan ini.
  • Kekurang-mampuan mengikuti peraturan kelompok. Penyimpangan dari norma-norma tingkah laku yang telah disepakati sebelumnya di dalam kelas. Contohnya : berisik, dorong mendorong, dll.
  • Reaksi negatif terhadap sesama anggota kelompok. Ini terjadi apabila anggota kelompok tidak diterima oleh kelompok itu atau anggota kelompok yang menyimpang dari aturan kelompok.
  • Penerimaan kelas (kelompok) atau tingkah laku yang menyimpang. Kelompok yang mendukung anggota kelompok yang berperilaku menyimpang dari norma-norma social pada umumnya. Contoh: mengolok-olokkan atau membuat lawakan lucu dengan cara menggambar "lucu" tentang gurunya.
  • Kelompok mudah terganggu dalam kelancaran kegiatannya. Kelompok memanfaatkan hal-hal kecil untuk mengganggu kegiatan kelas tersebut. Contoh : siswa menolak untuk melakukan sesuatu karena beranggapan guru kurang adil.
  • Ketiadaan semangat, tidak mau bekerja, dan tingkah laku agresif atau protes. Contohnya seperti siswa yang meminta penjelasan yang terus menerus tentang suatu tugas, kehilangan pulpen, lupa mengerjakan pekerjaan rumah, dll.
  • Ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan. Ini terjadi jika kelompok mereaksi secara tidak wajar terhadap peraturan baru, penggantian guru, penggantian anggota kelompok. Siswa menganggap perubahan yang terjadi sebagai ancaman terhadap keutuhan kelompok.

Cara Mengatasi Siswa yang Memiliki Karakter yang Beragam

            Tugas guru bukan hanya sekedar transfer of knowledge kepada siswa-siswanya. Tapi guru harus mampu memahami dan menguasai cara untuk mengatasi siswa yang beragam, sehingga mengurangi norma-norma yang menyimpang. Saat guru memahami karakter siswa-siswa yang beragam, ada beberapa yang harus bisa guru lakukan yaitu:

  • Menggunakan Metode pembelajaran yang tepat

Metode merupakan sebuah cara yang bisa guru lakukan agar siswa mampu mengikuti kegiatan belajar dengan baik. Metode dalam pembelajaran lebih baik bila tertulis dalam sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang matang, sehingga ketika mengajar guru dapat menerapkan metode yang sesuai dengan yang telah terencana.

Tidak semua metode pembelajaran bisa dipakai dalam pengajaran, harus disesuaikan dengan kepribadian siswa-siswanya. Dan seiring berkembangnya zaman, metode akan selalu berubah dan ada beberapa metode yang sudah tidak sesuai dengan zaman sekarang, seperti teacher centered, siswa akan mudah bosan dengan pelajaran yang diberikan gurunya. Maka bisa diganti dengan metode pembelajaran yang berkembang antara lain Project Based Learning, Demonstrastion, Discussion, dll.

  • Memperlakukan Siswa secara adil

Adil tidak harus sama rata diberikan antara satu siswa dengan siswa yang lain. Namun adil dapat diartikan sebuah perlakukan sesuai dengan yang dibutuhkan masing-masing siswa.

Ketika guru menggunakan metode dalam kegiatan belajar, pasti ada beberapa siswa yang tidak dapat mengimbanginya. Akhirnya, guru dituntut untuk adil dalam memberikan materi belajar yang sesuai. Guru akan terkesan adil bila cara penyampaian materinya tidak hanya berfokus pada siswa yang itu-itu saja. Melainkan merata melibatkan seluruh siswa yang ada di kelas tersebut.

  • Memberikan Motivasi yang Tepat

Motivasi yang diberikan guru tentunya harus dapat membangun karakter siswa dari yang belum mampu menjadi lampu, dari yang belum paham menjadi paham. Jika ada siswa yang masih mempunyai kemampuan yang minim, maka guru harus memotivasi siswa pada kemampuan lain yang belum terlihatt pada siswa namun pada dasarnya siswa memiliki kemampuan lain tersebut.

Metode reward dan punishment juga penting diterapkan oleh seorang guru. Tentunya untuk memotivasi para siswa agar semangat dalam belajar. Reward adalah segala jenis stimulus ang meningkatkan frekuensi terjadinya perilaku yang mendahuluinya, dan punishment adalah segala sesuatu yang mengurangi frekuensi terjadinya perilaku yang mendahuluinya. Dalam penerapan punishment juga harus memberikan punishment yang membangun siswa, jangan sampai membuat siswa tidak ingin belajar dengan guru tersebut karena salah memberikan punishment.

  •  Membangun Komunikasi yang Baik

Interaksi antara guru dan siswa tentunya harus berjalan dengan baik agar terciptanya pembelajaran yang menyenangkan. Menyampaikan dengan cara yang baik, agar tidak melukai hati siswa sehingga siswa tetap semangat belajar. Antara guru dengan murid dalam pembelajaran di kelas adalah terjadinya komunikasi yang paling intens. Maka dari itu komunikasi yang intens lebih diharapkan sesuai dengan kararkter masing-masing pihak.

  • Ciptakan Suasana Belajar yang Nyaman

Suasana yang nyaman dan kondusif di dalam kelas dapat menyatukan siswa pada sebuah karakter yang membuat guru lebih mudah menyampaikan materi dan siswa-siswapun mudah untuk menerima materi tersebut. Suasana yang nyaman inilah yang dapat guru dan siswa ciptakan sesuai dengan kondisi yang saat itu berlangsung.

Jika semua macam cara di atas sudah diterapkan oleh seorang guru, maka suasana belajar di kelas akan nyaman. Karena hakikatnya pengelolaan kelas adalah penciptaan kondisi yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan belajar dengan baik. Ini adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh semua guru tanpa terkecuali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun